Perayaan Imlek
Ibadah Mulai Pukul Tiga Dini Hari
TRIBUNJAMBI.COM -Warga Tionghoa di Jambi bersiap merayakan Imlek atau tahun baru dalam penanggalan China
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI -Warga Tionghoa di Jambi bersiap merayakan Imlek atau tahun baru dalam penanggalan China, termasuk di Klenteng Siuw San Teng, Kampung Manggis, Sabtu (9/2). Ratusan lilin dan setanggi terlihat memenuhi ruangan peribadatan. Mereka melakukan ritual peribadatan mulai pukul 03.00 WIB, dini hari, Minggu (9/2).
Pengurus Klenteng Siuw San Teng, A Pong mengatakan, warga Tionghoda yang datang banyak membawa lilin persiapan sembahyang Imlek. "Besok akan lebih ramai dari hari ini," jelas A Pong kepada Tribun, kemarin. Pantauan di klenteng, hampir sekujur ruangan penuh lilin berwarna merah berbagai ukuran.
Kata A Pong, di lilin bawaan tadi tertera nama-nama pembawanya dalam aksara China. "Lilin ini cuma ada saat tahunbaru ini saja," jelas A Pong. Diperkirakan sekitar 400 warga Tionghoda akan pergi sembahyang Imlek. "Tapi 400 orang itu tidak berbarengan, tergantung kapan umat mau datang, mulai jam tiga dini hari, sampai jam dua siang," jelas A Pong.
Menurut A Pong, menyambut Imlek tidak ada ritual khusus. "Ritual seperti sembahyang hari biasa. Nanti saat bulan tujuh baru akan dilakukan sembahyang bersama. Itu cukup ramai. Sembahyang nenek moyang namanya," kata A Pong.
Asal klenteng
Imlek sendiri menurut The Lien Teng, Rohaniawan Konghucu, perayaan tradisi menyambut musim semi, dan berakhirnya musim dingin di negeri China. Dalam perkembangannya ditetapkan menjadi hari pergantian tahun. Satu ritual di Imlek ialah sembahyang.
Sembahyang berdoa ucapan syukur. "Karena Sin Ming (roh suci) telah menjaga dan melindungi kita," jelas The, Jumat (8/2). Umat Konghucu melaksanakan ibadahnya di klenteng pada tanggal 1 Imlek, dan dipusatkan di klenteng utama. Romi, Bidang Sosialisasi Tionghoa Pusat di Jambi menambahkan, di Indonesia, klenteng merupakan tempat ibadah umat Konghucu.
"Tidak ada catatan resmi bagaimana istilah klenteng muncul, tetapi yang pasti istilah ini hanya terdapat di Indonesia. Karenanya dapat dipastikan kata ini muncul hanya dari Indonesia. Sampai saat ini, yang lebih dipercaya sebagai asal mula kata klenteng adalah bunyi 'teng‑teng‑teng' dari lonceng di dalam klenteng sebagai bagian ritual ibadah," jelas Romi.
Dia mengatakan, klenteng juga disebut bio dalam dialek Hokkian dari karakter Miao. Ini sebutan umum klenteng di China. Mulanya Miao tempat penghormatan kepada leluhur "Ci" (rumah abu). Masing-masing marga membuat Ci untuk menghormati leluhur mereka.
Selain angpao, Imlek juga identik dengan warna merah. Hampir semua orname, termasuk di klenteng berwarna merah seperti di Klenteng Dewa Bumi di Kelurahan Cempaka. Warna merah menurut A Pong, pengurus klenteng bermakna kesucian dan kedamaian. "Warna merah sama dengan memohonkan perdamaian dari dewa," jelas A Pong. Sedangkan lilin sebutnya, mengandung makna terang jalan hidup. Di klenteng, jenis lilin beragam mulai ukuran paling kecil hingga setinggi dua meter. (zha/mar)