Sejarah Indonesia
Tak Pernah Sejalan dengan Soekarno, Ternyata Ini Rahasia Soeharto Bisa Bertahan di Jajaran Jenderal
Tak Pernah Sejalan dengan Soekarno, Ternyata Ini Rahasia Soeharto Bisa Bertahan di Jajaran Jenderal
Tak Pernah Sejalan dengan Soekarno, Ternyata Ini Rahasia Soeharto Bisa Bertahan di Jajaran Jenderal
TRIBUNJAMBI.COM - Mungkin bagi pembaca sejarah saat ini, banyak tak menyangka dan mengetahui bahwa antara Soekarno dan Soekarno kerap tak satu pemikiran.
Mereka adalah, Presiden pertama Indonesia dan Presiden kedua Indonesia.
Bagaimana bisa?
Meski kerap tak satu pemikiran, ada hal membuat Soeharto bisa bertahan di jajaran jenderal, dan Soekarno mempertahankannya.
Baca: Buka-bukaan Gaya Hidup Soeharto, Diungkap Sang Ajudan hingga Kekayaannya dari 32 Tahun Jadi Presiden
Baca: Soal Rekonsiliasi, Rocky Gerung Sebut, Prabowo Subianto Gembira Saja, Katakan Jokowi yang Gugup
Baca: Puncak Musim Kemarau Juli-Agustus, BMKG Imbau Tak Buang Puntung Rokok Sembarangan
Baca: Toko Buku Gramedia Jambi Lagi Ramai Diskon, Consina, Tracker Beri Diskon Khusus
Banyak yang menyebut sewaktu Soekarno menjabat sebagai Presiden RI, Soeharto kerap melanggar dan tidak mematuhi aturan, di antaranya saat momen G30S/PKI atau Gestapu.
Tragedi yang menewaskan enam jenderal dan seorang perwira itu masih dikenang hingga kini.
Namun, Gestapu kemudian berhasil ditumpas Pangkostrad Mayjen Soeharto.
Di masa pemerintahan Soeharto, pada era Orde Baru, tanggal 1 Oktober ditetapkan sebagai Hari Kesaktian Pancasila.
Mengutip artikel intisari berjudul "Soeharto Jenderal yang Suka 'Di Luar Komando' Tapi Sangat Dipercaya Soekarno", rupanya tindakan yang dilakukan Soeharto untuk membersihkan Gestapu adalah inisiatif yang melanggar disiplin hierarki militer.
Baca: Konflik Lahan: Warga Sogo Bakal Datangi Kantor Bupati Muarojambi, Tanyakan Hasil Verifikasi
Baca: Tiga Orang Ini Beri Kesaksian Kasus Dugaan Korupsi Auditorium UIN STS Jambi
Baca: 113 Ribu Benih Lobster Selundupan Ditangkap Polresta Jambi, Libatkan Warga Batam dan Bengkulu
Baca: MotoGP Jerman 2019, Hancur di 3 Balapan Terakhir, Valentino Rossi Berikan Kabar Baik, Apa Itu?
Baca: Bayar Rp 50 Ribu ke Pelajar, Laki-laki Ini Berhubungan Intim Sepuasnya dengan 50 Pria yang Disukai
Soeharto melakukan operasi itu tanpa izin dan perintah dari Bung Karno selaku Panglima Tertinggi (Pangti) ABRI.
Tapi di sisi lain, inisiatif Soeharto dianggap sebagai langkah tepat karena disebut sukses menghindarkan negara dari komunisme meskipun dalam penanganan terhadap orang-orang yang dituduh terlibat PKI menjadi tidak terkendali.
Penanganan anggota PKI seharusnya dilakukan oleh aparat penegak hukum, tanpa melibatkan ormas-ormas sipil.
Bagaimanapun juga, mereka sebenarnya tidak memiliki wewenang untuk “mengadili” warga yang diduga terlibat Gestapu.
Konfrontasi nyaris diserang Inggris