Sejarah Indonesia

Seramnya Aksi Preman Zaman Orde Baru Buat 'Petrus' di Era Soeharto Bertindak, Tiba-tiba Dalam Karung

Seramnya Aksi Preman Zaman Orde Baru Buat 'Petrus' di Era Soeharto Bertindak, Tiba-tiba Dalam Karung

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Tribun Manado
Kisah Zaman Soeharto, Ketakutan Kepada Petrus Buat Banyak Orang Berbondong-bondong Hapus Tato 

Seramnya Aksi Preman Zaman Orde Baru Buat 'Petrus' di Era Soeharto Bertindak, Tiba-tiba Dalam Karung

TRIBUNJAMBI.COM - Zaman pemerintahan Soeharto, banyak preman yang meresahkan masyarakat.

Aksi mereka sudah kelewat batas sehingga pemerintah saat itu ambil sikap tegas dengan menurunkan penembak misterius.

Para preman di era 1980-an itu dikenal dengan sebutan GALI alias gerombolan anak liar yang menjadi perhatian khusus pemerintah Orba.

Akibat aksi mereka roda perekonomian RI sebenarnya sering terganggu.

Banyak dari para preman ini yang memanfaatkan kekuatan dan kekuasaan untuk menarik pungutan liar.

Baca: Raih Hasil Buruk di Liga 1 2019, Pelatih Persib Bandung Robert Rene Alberts Ancam Coret Pemain Malas

Baca: Warga Keluhkan Jalan Berlubang di Pusat Kota Sungai Penuh

Baca: Usai Bongkar Aib Mantan, Kelakuan Galih Ginanjar Diungkap Fairuz: Pernah Tak Akui Anak Kandungnya

Baca: Menghitung Peluang Prabowo Subianto Sandiaga Uno, Anies Baswedan Ramaikan Bursa Pilpres 2024!

Satu contohnya adalah kawasan terminal yang sudah dikuasai oleh para gali membuat para pengusaha bus terus mengalami kerugian, banyaknya begal yang membajak bus dan truk di jalanan, dan lainnya.

Presiden Soeharto lalu memerintahkan agar segera dibentuk tim yang beranggotakan aparat TNI/Polri ( saat itu ABRI) untuk melaksanakan operasi penumpasan kejahatan terhadap para begal yang makin marak dan merugikan.

Hingga tahun 1982, Polri di bawah pimpinan Kapolri Jenderal Awaloedin Djamin telah melakukan berbagai operasi penumpasan kejahatan.

Baca: Puji Arief Poyuono saat Beri Nasihat Padanya, Ali Ngabalin: Baru Ada Orang Gerindra Secerdas Ini

Baca: Sempat Cuti, Karni Ilyas Umumkan ILC Kembali Lagi, Ini Beda Tanggapan Fahri Hamzah dan Rocky Gerung

Baca: Hasil Pertandingan PSMS Medan vs Cilegon United, Tim Tamu Unggul Sementara, Gol PSMS Dianulir Wasit

Baca: Karni Ilyas Dikritik Warganet saat Umumkan Program ILC Kembali, Disebut Takut Hadapi Ombak Besar

Dilansir dari Surya.co.id, polri melancarkan Operasi Sikat, Linggis, Operasi Pukat, Operasi Rajawali, Operasi Cerah, dan Operasi Parkit di seluruh wilayah Indonesia serta berhasil menangkap 1.946 penjahat.

Meski sudah banyak penjahat yang diringkus, operasi penumpasan kejahatan terus berlanjut.

Seperti yang dilakukan oleh Komando Daerah Militer (Kodim) 0734 Yogyakarta di bawah pimpinan Kolonel Muhamad Hasbi.

Kolonel Hasbi saat itu (1983) menyatakan perang terhadap para preman atau gali yang aksinya makin meresahkan masyarakat Yogyakarta.

Baca: Viral Oknum Polisi Acungkan Pistol ke Warga yang Atur Lalu Lintas, Saksi Sebut Ada 2 Suara Tembakan

Dia menggelar Operasi Pemberantasan Keamanan (OPK) yang bekerja sama dengan intelijen AD, AU, AL dan kepolisian.

Kodim Yogyakarta lalu melakukan pendataan terhadap para gali melalui operasi intelijen dan para gali yang berhasil didata diwajibkan melapor serta diberi kartu khusus.

Setelah mendapat kartu, para gali tersebut dilarang bikin ulah lagi dan harus mau memberitahukan dimana para gali lain yang tidak mau melapor.

Baca: Remaja 15 Tahun Berhubungan Intim Dengan Ayah Kandung Hingga Melahirkan, Terbongkar Lewat Ibu Korban

Para gali yang tidak melapor kemudian diburu oleh tim OPK Kodim untuk ditangkap dan bagi yang lari atau melawan akan langsung ditembak mati.

Mayat para gali yang ditembak mati dibiarkan tergeletak di mana saja dengan tujuan membuat jera (shock therapy).

OPK yang digelar aparat keamanan di Yogyakarta sudah diketahui oleh masyarakat.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved