Orang Pendek Berkaki Terbalik di Kerinci Bikin Peneliti Inggris Kebingungan, Pasang Jebakan Kamera
Sejauh ini, para saksi yang mengaku sudah beberapa kali melihat, menggambarkan tinggi orang pendek berkaki terbalik 85-130 Cm. Ada yang bilang ...
Sejauh ini, para saksi yang mengaku sudah beberapa kali melihat, menggambarkan tinggi orang pendek berkaki terbalik 85-130 Cm. Ada yang bilang mereka membawa tombak.
TRIBUNJAMBI.COM- Keberadaan Uhang Pandak atau orang pendek berkaki terbalik (orang pendek) di Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, hingga kini masih misteri.
Catatan Marco Polo pada 1292 dan zoologiest Van Heerwaden pada 1923, rupanya meninggalkan rasa ingin tahu mendalam bagi peneliti.
Pada 1990-an, akhirnya para peneliti dari Eropa datang ke Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), Kerinci.
Keberadaan orang pendek berkaki terbalik itu pernah dilacak dan diusahakan untuk ditangkap supaya dapat dijadikan sebagai bahan kajian ilmiah.
Hasilnya, setelah dilakukan sejumlah penelitian dan aksi ekspedisi, tetap tidak diketahui keberadaannya.
Baca Juga
Siapa Sebenarnya Arswendo Atmowiloto? Budayawan yang Dikabarkan Meninggal, Ternyata Tidak
Kronologi Helikopter TNI AD Hilang Kontak di Papua, 12 Orang Ada di Dalam Pesawat
Naya Menikah di Usia 12 Tahun, Lalu Usia 31 sudah Jadi Nenek, Kisah Nyata Perempuan Probolinggo
Ramalan Cinta Zodiak Hari Ini (29/6) - Pisces Drama Keluarga, Virgo Sangat Protektif, Taurus Gelisah
Ramalan Gus Dur tentang Kejadian akhirnya Terbukti, Tokoh-tokoh Ini Menyaksikan Langsung
Lika-liku Asmara Masa Lalu Meriam Bellina, Bom S3ks Indonesia yang Selalu Tampil Kencang Segar
Sangat sulit dilacak
Kehadiran orang pendek berkaki terbalik itu, tak ubahnya dengan makhluk gaib yang sulit dilacak dengan menggunakan kemampuan manusia atau teknologi dan ilmu pengetahuan ilmiah.
Pelacakan orang pendek ini misalnya, pernah masuk ke dalam salah satu studi cryptozoology.
Seperti pernah dirilis netralnews.com, ekspedisi pencarian orang pendek berkaki terbalik sudah beberapa kali dilakukan di kawasan Hutan Kerinci, satu di antaranya ekspedisi yang didanai oleh National Geographic Society.
National Geographic sangat tertarik mengenai legenda Orang Pendek di gunung Kerinci, Jambi. Beberapa peneliti telah mereka kirimkan kesana untuk melakukan penelitian mengenai makhluk tersebut.
Cerita mengenai Uhang Pandak pertama kali ditemukan dalam catatan penjelajah gambar jejak, Marco Polo, 1292, saat ia bertualang ke Asia.
Walau diyakini keberadaannya oleh penduduk setempat, makhluk ini dipandang hanya sebagai mitos belaka oleh para ilmuwan, seperti halnya "Yeti" di Himalaya dan monster "Loch Ness" Inggris Raya.
Sejauh ini, para saksi yang mengaku sudah beberapa kali melihat orang pendek dan menggambarkan tubuh fisiknya sebagai makhluk yang berjalan tegap (berjalan dengan dua kaki), tinggi sekitar satu meter (diantara 85 cm hingga 130 cm), dan memiliki banyak bulu di seluruh badan.