Soenarko Ditahan Kasus Senpi Ilegal, Panglima TNI Ajukan Penangguhan Penahanan, Ini Alasannya
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto memiliki beberapa alasan mengajukan permintaan penangguhan penahanan terhadap mantan Danjen Kopassus Mayjen TNI
Soenarko Ditahan Kasus Senpi Ilegal, Panglima TNI Ajukan Penangguhan Penahanan, Ini Alasannya
TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA - Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto memiliki beberapa alasan mengajukan permintaan penangguhan penahanan terhadap mantan Danjen Kopassus Mayjen TNI (Purn) Soenarko kepada Polri.
Soenarko ditetapkan tersangka dan ditahan karena diduga memiliki senjata api ilegal.
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen TNI Sisriadi menjelaskan, pertimbangan permintaan penangguhan penahanan antara lain rekam jejak Soenarko dan ikatan moral antara prajurit TNI yang masih aktif dan purnawirawan.
Baca: Berani Jenguk Anak Tommy Kurniawan, Sosok sang Mantan Istri Tania Nadira Malah jadi Sorotan Netizen
Baca: Seorang Ayah Pergoki Putrinya yang Masih ABG Berhubungan Intim dengan Kakek-kakek di Ruang Tamu
Baca: Siapa Saja 9 Jenderal Polisi yang Daftar Seleksi Calon Pimpinan KPK, Ini Profil dan Rekam Jejaknya
"Ada beberapa pertimbangan yang mendasari permintaan penangguhan penahanan tersebut, yaitu pertimbangan aspek hukum, pertimbangan tentang rekam jejak Mayjen TNI (Purn) Soenarko selama berdinas di lingkungan TNI maupun setelah purnawirawan dan pertimbangan ikatan moral antara prajurit TNI dengan purnawirawan," ungkap Sisriadi melalui keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (21/6/2019).
Panglima TNI sudah menandatangani surat permintaan mengajukan penangguhan penahanan terhadap Soenarko yang akan dikirimkan ke Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian.

Ia berharap pengajuan itu bisa segera direalisasikan sehingga penangguhan bagi Soenarko bisa secepatnya dilakukan.
Soenarko ditetapkan sebagai tersangka kepemilikan senjata api ilegal sejak Mei 2019 dan ditahan di Rutan POM Guntur, Jakarta Selatan.
Dia ditangkap atas dugaan kasus penyelundupan senjata dari Aceh.
Soenarko dinilai berpotensi mengancam keamanan nasional. Senjata itu diduga digunakan untuk diselundupkan dalam kerusuhan 22 Mei 2019.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com