Kapolda Jambi Perintahkan Kabid Propam Periksa Laporan Oknum yang Terlibat Minyak Ilegal Batanghari
Siapa sebenarnya oknum yang bermain dalam bisnis minyak ilegal itu? Kapolda Jambi perintahkan Kabid Propam selidiki.
Penulis: Muuhammad Ferry Fadly | Editor: Duanto AS
Siapa sebenarnya oknum yang bermain dalam bisnis minyak ilegal itu? Kapolda Jambi perintahkan Kabid Propam selidiki.
TRIBUNJAMBI, JAMBI - Ada oknum di Polda Jambi yang disebut-sebut ikut bermain dalam illegal drilling atau pengeboran minyak ilegal di Kabupaten Batanghari, Jambi.
Dari laporan masyarakat yang dihimpun Tribunjambi.com, oknum saat ini bertugas di Polda jambi.
Kapolda Jambi, Irjen Pol Muchlis AS, saat dikonfirmasi terkait isu itu mengatakan akan memerintahkan Kabid Propam Polda Jambi untuk meneliti laporan tersebut.
"Saya akan minta Kabid Propam untuk memeriksa laporan tersebut, terimakasih infonya," kata Kapolda Jambi.
Baca Juga
Kisah Pacaran Pramugari Garuda Indonesia dan Anggota Kopassus, Pacar Hartini Akhirnya Jenderal TNI
12 Orang Tewas saat Tabrakan Beruntun di Tol Cikopo-Palimanan, Bus Maut Loncat ke Jalur Lain
Trending di Youtube! Download Lagu MP3 Somi - Birthday, Lengkap dengan Lirik dan Video Clip
6 Gejala Kanker Otak Seperti Diderita Agung Hercules, Ada Telinga Berdenging
Siapa Membekingi Bisnis Minyak Ilegal di Jambi? Lihat Foto dari Udara Penampakan Lokasi Pengolahan
Sebelumnya diberitakan, warga Desa Batin, Kecamatan Bajubang, Kabupaten Batanghari, Jambi, menyebutkan bahwa para mafia yang membuka tempat pengolahan minyak di sana kerap di razia polisi.
Hanya saja, hasil razia tersebut tak membuahkan hasil.
Hingga kini, aktivitas pemasakan minyak ilegal itu terus berjalan.
"Ada beberapa kali dirazia, tapi masak minyak jalan terus," ujar WI, warga sekitar kepada Tribunjambi.com, pada Jumat (14/6).
Ia mengatakan bahwa mereka kerap menyetor sejumlah dana ke masjid setempat
"Setahu saya mereka ngasih ke masjid tiap bulan sekitar Rp 3 juta," ujarnya.
Namun, katanya, warga sekitar takut untuk protes dengan keberadaan lokasi pengolahan minyak.
Itu lantaran bisnis tersebut diduga dibekingi oknum dan preman.
"Kami dak berani protes. Takut itu kan punya oknum aparat. Dan takutnya juga banyak preman dari Palembang. Kami ni apolah masyarakat kecil dak tau hukum," jelasnya.