FAKTA Terbaru, Rusia Disebut Tembak Jatuh Malaysia Airlines MH17, Mahathir: 'Mana Buktinya'

TRIBUNJAMBI.COM - Munculnya tuduhan Rusia yang telah menembak pesawat Malaysia Airlines MH17 pada 2014

Editor: ridwan
BBC
Pesawat Malaysia Airlines MH17 yang jatuh pada Juli 2014 menewaskan seluruh 298 penumpang dan awaknya. 

TRIBUNJAMBI.COM - Munculnya tuduhan Rusia yang telah menembak pesawat Malaysia Airlines MH17 pada 2014 silam, membuat Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad angkat bicara.

Sebelumnya Tim Investigasi Gabungan (JIT) menyatakan rudal Buk yang disinyalir jadi penyebab jatuhnya pesawat MH17 ditembakkan Brigade Anti-serangan Udara Rusia ke-53

Dilansir Bernama via Russian Today Jumat (31/5/2019), Mahathir berkata Malaysia menerima laporan Belanda bahwa rudal yang ditembakkan "dibuat oleh Rusia".

Baca: Operasi Ketupat 2019, Ini Titik-titik Pos Pengamanan Selama Idul Fitri 1440 H di Provinsi Jambi

Namun menurutnya, untuk memastikan Rusia yang bertanggung jawab merontokkan pesawat yang tengah terbang di kawasan timur Ukraina itu membutuhkan banyak bukti.

"Mereka menuduh Rusia. Namun buktinya mana?" tanya PM berjuluk Dr M itu ketika menjadi pembicara dalam acara Japanese Foreign Correspondents Club (FCCJ) di Tokyo, Jepang.

Mahathir menjelaskan, bisa saja rudal itu ditembakkan oleh kelompok pemberontak Ukraina, atau malah pasukan Ukraina sendiri.

Baca: Simpang Siur Ibu Tien Meninggal Karena Tertembak, Ini Sejarah Akhir Hayat Istri Presiden Soeharto

"Anda butuh bukti kuat bahwa rudal itu ditembakkan Rusia," jelasnya. PM berusia 83 tahun itu menuturkan, dia pribadi tidak terlalu yakin jika Rusia maupun kelompok yang berafiliasi dengan mereka adalah pelaku penembakan.

Namun dia melanjutkan teori itu bergantung kepada penyelidikan yang dilakukan profesional. "Saya tidak yakin organisasi yang sangat disiplin jadi pelakunya," papar dia.

Dia melanjutkan meski Malaysia merupakan anggota JIT, namun negaranya dilarang untuk mendapatkan akses memperoleh data rekaman penerbangan pesawat.

Baca: Dijerat Pasal Berlapis, Kades di Muara Bulian Hadapi Tuntutan Jaksa

Mahathir mengaku tidak tahu mengapa Malaysia tidak diperbolehkan mendapat akses ke kotak hitam. Dia menduga kasus tersebut sudah sarat akan muatan politis.

"Idenya adalah mereka tidak berusaha mencari penyebabnya. Namun berusaha berkonsentrasi menimpakan kesalahan kepada Rusia," terang Mahathir kembali.

MH17 yang saat itu mengangkut 283 penumpang dan 15 kru ditembak ketika tengah terbang dari Amsterdam ke Kuala Lumpur, Malaysia, pada 17 Juli 2014.

Pesawat itu ditembak ketika terjadi bentrokan antara pasukan pemerintah Ukraina dengan kelompok pemberontak yang mendukung Rusia.

Baca: Dijerat Pasal Berlapis, Kades di Muara Bulian Hadapi Tuntutan Jaksa

Penyelidikan pun digelar dengan membentuk satuan tugas JIT beranggotakan Belanda, Belgia, Australia, dan Malaysia.

Kremlin berkali-kali mengklaim tidak melakukan tembakan, dan menuduh Ukraina sebagai negara yang harus bertanggung jawab.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved