SOAL Adanya Isu Tembakan di 22 Mei, Moeldoko: 'Tidak Ada Sniper, Bisa Perorangan, Bisa Terorisme'

TRIBUNJAMBI.COM - Kepala Staf Kantor Kepresidenan Moeldoko angkat suara soal adanya isu tembakan untuk

Editor: ridwan
PUSAT PENERANGAN TNI
Jenderal Moeldoko 

TRIBUNJAMBI.COM - Kepala Staf Kantor Kepresidenan Moeldoko angkat suara soal adanya isu tembakan untuk massa yang akan turun di tanggal 22 Mei 2019 mendatang.

Menurut Moeldoko ada kelompok tertentu yang telah menyiapkan massa untuk turun ke jalan pada tanggal di mana Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan mengumumkan pemenang pemilu.

"Ini skenario yang disiapkan oleh kelompok tertentu, saya harus tegas ini dan clear," ujar Moeldoko yang dilansir melalui channel YouTube CNN Indonesia, Sabtu (18/5/2019).

Baca: Sekda Muarojambi M Fadhil Arief Safari Ramadhan ke Sungai Bahar Sampaikan Pentingnya Silaturahmi

Selain itu, Moeldoko juga menjawab adanya isu tembakan yang akan dikeluarkan dari pihak pemerintahan.

Bahkan ada yang menyebutkan akan ada sniper atau penembak jitu dalam aksi tersebut.

"Yang kedua ada opini yang dibangun seolah-olah ada kelompok sniper ini juga dibangun semuanya ini agar nanti kalau ada tembakan dari siapapun dia bukan dari aparat keamanan, dinyatakan bahwa aparat keamanan menembak, sniper menembak," tutur Moeldoko.

Baca: INFO LOWONGAN KERJA BUMN PT Taspen, Terbuka Hingga 31 Mei 2019, Login di rekrutmen.taspen.co.id

Menurutnya, jika memang benar ada tembakan, bisa saja itu muncul dari perorangan maupun terorisme namun bukan dari sniper.

"Saya ingin tegaskan tidak ada sniper. Bisa perorangan bisa terorisme gitu," tambahnya.

Sebelumnya, isu adanya tembakan tersebut juga pernah dilontarkan oleh Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah.

Fahri Hamzah memberikan singgungan soal adanya gerakan massa atau people power yang akan terjadi pada 22 Mei 2019.

Baca: PRABOWO Raih 60 Juta Lebih Suara, Data Masuk 89 Persen Update Real Count Situng KPU Pilpres 2019

Hal ini disampaikan Fahri Hamzah yang diunggah melalui channel YouTube Fahri Hamzah Official, Senin (13/5/2019).

Fahri mengatakan saat 22 Mei tersebut, ada yang menyebutkan bahwa aparat akan sangat represif.

Bahkan ada kemungkinan untuk keluarnya tembakan.

Baca: DALAM Film John Wick 3, Keanu Reeves Minta Dialog Bahasa Indonesia, Ini Kalimat Diucapkannya

"Ada sinyal aparat akan represif, kemungkinan menembak, itu yang berkembang. Padahal ini soal sederhana," ujar Fahri Hamzah.

Menurutnya aparat terlalu cemas akan adanya pertemuan massa tersebut.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved