Kebakaran Menjadi Momok Menakutkan Masyarakat Pesisir, Pemda Tanjab Tiimur Diminta Memiliki Solusi

Masyarakat di kawasan pesisir Kabupaten Tanjung Jabung Timur merasa dihantui musibah kebakaran.

Penulis: Abdullah Usman | Editor: Teguh Suprayitno
capture
Kebakaran terjadi di Tanjab Timur. 

Kebakaran Menjadi Momok Menakutkan Masyarakat Pesisir, Pemda Tanjab Tiimur Diminta Memiliki Solusi Antisipasi

TRIBUNJAMBI.COM, MUARA SABAK - Masyarakat di kawasan pesisir Kabupaten Tanjung Jabung Timur merasa dihantui musibah kebakaran. Pasalnya dari beberapa kejadian kebakaran di kawasan pesisir selalu memakan korban.

Kondisi wilayah, penduduk yang padat dan bangunan dari kayu menjadi masalah utama kebakaran yang terjadi di kawasan pesisir Tanjung Jabung Timur sulit diatasi.

Berdasarkan kasus yang terjadi setiap tahunnya, di mana kasus kebakaran rumah di kawasan pemukiman padat penduduk di kawasan pesisir lebih mendominasi dengan jumlah rumah terbakar mencapai puluhan.

Dikatakan, Ali (50) satu dari warga pesisir yang berada di Kecamatan Mendahara kepada Tribunjambi.com  mengatakan, hidup di atas permukaan air (pesisir) dengan berkelompok kerap membuatnya takut.

“Namanya hidup bermasyarakat tentu hal seperti ini sudah lumrah dan biasa, antara jendela rumah satu dan rumah lainnya saling bersentuhan bahkan tidak dapat dibuka karena begitu rapatnya. Namun tidak dipungkiri kekhawatiran dan rasa cemas tentu ada melintas di benak kita terutama bahaya kebakaran,” ujarnya.

Baca: VIDEO VIRAL, Pengendara Motor Kena Tendang Penjaga Rel Kereta Api, Ternyata Ini Tujuannya

Baca: Siapa Sebenarnya Angela Herliani? Anak Petinggi TV Disebut Saingan Tsamara Amany Calon Mentri Jokowi

Baca: Christiano Ronaldo Beri Sumbangan Rp 21,6 Miliar, Bantu Warga Palestina Saat Berpuasa Ramadan

Baca: Felixia Yeap Masuk Jajaran Model Favorit Majalah Playboy, Mualaf Gara-gara Bintangi Iklan Hijab

Baca: Ingin Keluar dari Zona Nyaman, Supik Lancip Tidak Malu Gunakan Bahasa Jambi

Kecemasannya semakin menjadi pasca terjadinya kebakaran hebat di Desa Pangkal Duri, Kecamatan Mendahara. Pasalnya di kampung yang padat itu dia juga usaha jual minyak (BBM).

“Meski hanya menjual minyak solar namun usaha yang kami jalani ini cukup berisiko, pasalnya selain bahaya jika sudah terjadi kebakaran sangat sulit untuk dapat dipadamkan dengan cepat,” ujarnya.

Ia mengaku pihak pemerintah belum ada solusi ataupun terobosan bagi masyarakat pesisir seperti untuk mengatasi jika terjadi kebakaran. Saat ini banyak usaha masyarakat yang berjalan di atas pesisir, dan semua terancam.

Masduri (58) warga Muara Sabak timur juga mengatakan hal sama. Warga yang kesehariannya bekerja sebagai nelayan dan tinggal di pinggiran sungai ini mengakui alasan ekonomi yang membuat mereka terpaksa tinggal puluhan tahun di kawasan pesisir, meski kebakaran menghantui.

“Kalo mau pindah, pindah kemano tanah yang ado cuman di sinilah, kerjo cuman nelayan dak biso jauh dari aek,” ujarnya.

Masduri mengaku khawatir dengan bahaya kebakaran yang kapan saja bisa terjadi. Tahun sebelumnya Tanjab Timur sempat terjadi kebakaran hebat hingga menghanguskan puluhan rumah, begitupun rumah yang dihuni saat ini juga sudah pernah terbakar jilatan api.

Untuk antisipasinya sepandai kita sendiri bagaimana mengatasinya. Hanya saja hidup dalam satu masyarakat tersebut tidak semuanya bisa diatur dan mau menjalani hidup yang baik.

“Paling kito cuman biso ngatur kluargo kito bae, kalo nyimpen harto lebih baik di Bank biak sedikit yang penting aman. Kareno klao sudah keno bencana itu kito ibarat mulai hidup dari nol lagi,” jelasnya.

Sementara itu camat Mendahara Abdul Rojak, saat dikonfirmasi tribunjambi.com mengatakan, terkait kasus kebakaran yang memang menjadi satu dari bencana paling ditakuti masyarakat terutama masyarakat kawasan pesisir tanjab timur.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved