Kemampuan Gaib Gus Dur Menurut Kesaksian Mahfud MD, Banyak yang Tertawa Saat Ia Ramalkan Ini
Kemampuan ini bukan cuma soal kepemimpinan atau cara Presiden keempat RI itu dalam menyelesaikan masalah.
Kemampuan Gaib Gus Dur Menurut Kesaksian Mahfud MD, Banyak yang Tertawa Saat Ia Ramalkan Ini
TRIBUNJAMBI.COM - KH Abdurrahman Wahid atau dikenal sebagai Gus Dur dipercaya memiliki kemampuan linuwih.
Gus Dur disebut-sebut mampu meramalkan kejadian masa depan dengan tepat.
Namun ternyata awal-awal Gus Dur memperlihatkan kemampuannya tersebut malah ditertawakan oleh orang-orang sekitarnya.
Berbicara tentang Gus Dur, akan lebih seru jika mendengar langsung cerita dari orang-orang terdekatnya.
Banyak sisi lain dari pemilik nama lengkap Abdurrahman Wahid tersebut yang menarik untuk diketahui.
Salah satunya tentang kemampuan khusus yang dimiliki Gus Dur.
Baca: Ternyata Sosok Ini Penyebab Langkah Ahmad Dhani Tak Mulus ke Gedung DPR RI di Senayan,Siapa Mereka?
Baca: Luna Maya dan Ayu Ting Ting Sempat Bersitegang di Acara yang Sama, Lihat Ekspresi Mereka Berdua
Kemampuan ini bukan cuma soal kepemimpinan atau cara Presiden keempat RI itu dalam menyelesaikan masalah.
Lebih dari itu, ada kemampuan Gus Dur yang sulit dipahami oleh pikiran biasa.
Banyak warga Nahdlatul Ulama yang hingga saat ini percaya bahwa Gus Dur memiliki kemampuan gaib, alias kemampuan luar biasa yang aneh tapi nyata.
Mohammad Mahfud MD dalam bukunya yang berjudul Setahun Bersama Gus Dur (2003), menceritakan sedikit tentang kemampuan khusus yang dimiliki Presiden keempat RI tersebut.

Keingintahuan Mahfud tentang hal-hal gaib di sekitar Gus Dur mendorongnya untuk bertanya kepada orang-orang dekat Gus Dur.
Salah satunya kepada Marsillam Simanjuntak, Sekretaris Kabinet di era pemerintahan Gus Dur.
"Saya menanyakan tanggapan Marsillam tentang kegaiban yang sering dikaitkan dengan Gus Dur," tulis Mahfud dalam bukunya.
Pilihan Mahfud untuk bertanya kepada Marsillam ternyata pilihan yang tepat.
Mimik serius wajah Marsillam menjadi pengantar cerita tentang pengalaman yang ia rasakan pada tahun 1999 bersama Gus Dur.