Tak Ingin Diberitakan Sepotong-sepotong, KPU Muarojambi Minta Wartawan Hanya Liput Hasil Pleno

TRIBUNJAMBI.COM, SENGETI - Elfi Prasatia, KPU Muarojambi beri penjelasan mengenai kabar larangan wartawan meliput rapat pleno KPU Muarojambi. Ia mengaskan bahwa tidak ada larangan meliput rapat pleno penghitungan suara.

Kata Elfi, wartawan dipersilakan meliput, namun diarahkan hanya pada saat pembukaan dan pada penetapan hasil penghitungan pemilu.

"Kita tidak larang meliput, silakan meliput pada saat pembukaan dan pada penetapan hasil, sebagai pertimbangan agar yang diberitakan oleh kawan-kawan media adalah informasi yang utuh berbentuk hasil pleno, bukan proses pleno," jelasnya melalui pesan grup whatsap KPU, Kamis (2/5).

Ia menjelaskan bahwa terhadap asal usul tanggapan dan saran yang semua harus terklarifikasi dengan baik oleh peserta pleno. Ia menambahkan bahwa bila yang diberitakan sepotong-sepotong maka akan menimbulkan pertanyaan di tengah masyarakat.

"Hasil pleno yang diberitakan bisa menjadi pegangan masyarakat dan infonya bisa dipertanggung jawabkan," terangnya.

Baca: Mapolres Tanjab Barat Dibangun, Kapolres Tanjab Barat Justru Minta Maaf pada Warga, Ini Alasannya

Baca: Presiden Jokowi Bertemu AHY dan Berbincang Empat Mata, Sandiaga Uno Tidak Tahu Rencana Pertemuan

Baca: Video: 11 Fakta Kebakaran Mapolres Lampung Selatan, Hangus, Hanya Sisa Ruang Kasat Lantas

Baca: Setelah Petinggi PAN, Giliran AHY Temui Presiden Jokowi di Istana Negara, Benarkah Bahas Koalisi?

Baca: Jelang Ramadhan, Satpol PP Batanghari Pantau Warung dan Tempat yang Diduga Memberikan Pelayanan Seks

Ia mengatakan jika ingin mengkonfirmasi lebih lanjut, wartawn dipersilakan datang ke tempat rapat pleno.

"Kalau ada yang mau konfirmasi lebih lanjut tentang ini silakan ke tempat pleno. Saya menunggu rekan-rekan media di tempat kegiatan pleno jam 15.30 ba'da Ashar biar kita klarifikasi bersama terkait kondisi ini," ucapnya.

Sementara, Anggota Komisioner KPU Kabupaten Muarojambi, Edison meminta maaf atas ketidaknyamanan dalam peliputan Pleno Rekapitulasi Pemilu Kabupaten Muarojambi. Ia mengatakan bahwa larangan tersebut sesuai dengan aturan yang ada di PKPU nomor 4 tahun 2019.

"Mohon maaf atas ketidaknyamanannya, mohon teman-teman dapat memahami.
Kami hanya menerjemahkan apa yang tertulis di PKPU 4 nomor 2019 tentang peserta rapat. Sehingga atas dasar itu, kami membuka selebar lebarnya teman-teman pers bisa meliput pembukaan dan penutupan," katanya.

Ia juga menjelaskan bahwa terhadap peliputan itu, sudah disampaikannya dalam pembukaan rapat pleno tersebut. Ia mengatakan bahwa teman-teman pers dipersilahkan meliput pembukaan dan penutupan.

"Nanti untuk berita perkembangan kami sampaikan di grup. Mohon maaf atas ketidaknyamanannya," katanya.

"Saat proses rekap berlangsung, memang kita sesuaikan dengan peserta rapat saja yang boleh di dalam. Jadi mohon pemahamannya, kalau ada yang ingin dikonfirmasi, bisa melalui salah satu dari kami langsung atau melalui grup," pungkasnya.

Sebelumnya seorang wartawan melakukan peliputan terhadap pelaksanaan Pleno rekapitulasi hasil penghitungan suara Kabupaten Muarojambi. Awalnya, wartawan tersebut diperbolehkan untuk meliput.

Namun, pada saat rekapitulasi suara untuk Kecamatan Mestong, Bawaslu menyanggah ada ketidaksinkronan data disabilitas untuk surat suara DPRD Provinsi dan DPRD RI.

Saat pengambilan video di lokasi pleno, wartawan sempat ditegur oleh salah satu komisioner KPU dan meminta media meninggalkan ruangan hingga adanya keputusan hasil pleno. 

Baca: TRADISI Sati di India, Istri Rela Dibakar Hidup-hidup di Samping Jasad Suami: Simbol Kesetiaan

Baca: MENGAGUMKAN - Anak Pemulung Ciptakan Robot Tanpa Listrik Dari Barang Bekas dan Rongsokan

Baca: Jika Kalian Memiliki Diantara 7 Zodiak Ini, Berarti Punya Warisan Terpendam Jadi Orang Terkenal

Baca: Pengumuman Hasil Tes 11.000 Lowongan BUMN Sudah bisa Diakses, Ini Link untuk Cek