TERKINI Bom di Sri Lanka, Data Sementara 359 Orang Tewas, 18 Tersangka Ditangkap Ini Identitasnya
Perkembangan terkini dari bom di Sri Lanka, diduga ada kesengajaan menyembunyikan informasi intelijen. Korban bom di gereja dan hotel, 359 orang tewas
Perkembangan terkini dari bom di Sri Lanka, diduga ada kesengajaan menyembunyikan informasi intelijen. Korban bom di gereja dan hotel, sementara ini 359 orang tewas dan 500-an luka-luka.
TRIBUNJAMBI.COM - Sri Lanka mengerahkan ribuan pasukan tambahan di seluruh negeri pada Rabu (24/4/2019) malam, untuk membantu polisi memburu tersangka dalam teror Minggu Paskah yang menewaskan 359 orang.
Brigadir Sumith Atapattu mengatakan, tentara telah meningkatkan penempatan pasukan sebanyak 1.300 personel menjadi 6.300 personel.
Selain itu, Angkatan Laut dan Angkatan Udara juga mengerahkan 2.000 personel.
"Kami dipersenjatai dengan kekuatan untuk mencari, menangkap, dan menahan (tersangka) di bawah peraturan darurat," katanya kepada kantor berita AFP.
Baca Juga
Masih Ingat Audrey, Siswi SMP yang Dikeroyok Beberapa Siswi SMA? Akhirnya Jujur Beber Kronologi
Masa Lalu Natasha Wilona Terungkap, Ternyata Dulu Orang Susah, Hidup di Rumah Kayu Tanpa Ayah
Kelanjutan Hubungan Luna Maya dan Faisal Nasimuddin, Tagih Janji Travelling Hanyalah Modus
Usia dan Tinggi Badan Irish Bella Sebenarnya, Bandingkan dengan Ranty Maria, Selisih Banyak
Siapa Sebenarnya Dessy Alvionita? Penerjun Cantik dari Kopassus yang Pegang Rekor 10.000 Feet
"Kami terlibat dalam tugas penjagaan statis, patroli, dan membantu operasi pencarian," lanjutnya.
Pemerintah juga mengumumkan larangan semua penerbangan pesawat tanpa awak.
Bahkan lisensi yang dikeluarkan untuk semua operator komersial juga ditangguhkan.
Polisi pada Rabu (24/4/2019) kembali menangkap belasan tersangka, kali ini berjumlah 16 orang. Mereka diduga memiliki hubungan dengan kelompok ekstremis National Thowheeth Jama'ath (NTJ) yang dituding melakukan ledakan di tiga gereja dan tiga hotel.
Sekarang ada sekitar 75 orang yang sedang diinterogasi sehubungan dengan serangan paling mematikan terhadap warga sipil di negara itu.
Pihak berwenang juga menyelidiki kegagalan pejabat keamanan untuk bertindak berdasarkan informasi yang diperoleh sebelum ledakan terjadi.
Pemimpin parlemen Lakshman Kiriella menuding para pejabat keamanan senior itu justru sengaja menyembunyikan laporan intelijen tentang kemungkinan terjadinya serangan.

"Informasi ada di sana, tapi para pejabat tinggi keamanan tidak mengambil tindakan yang tepat," ucapnya.
Menanggapi hal tersebut, Presiden Sri Lanka Maithripala Sirisena memutuskan untuk memecat Menteri Pertahanan Hemasiri Fernando dan Inspektur Jenderal Polisi Pujith Jayasundara.
"Restrukturisasi pasukan keamanan dan polisi akan selesai dalam waktu sepekan,"ujarnya.