Kisah Sejarah RI
Raja Idrus Ngaku Suku Anak Dalam untuk Tipu Presiden, 6 Berita Hoaks dari Zaman Soekarno-SBY
Aktivitas bayi ajaib terhenti setelah tape recorder dalam pakaian Cut Zahara ketahuan. Ini 6 berita hoaks yang ada pada zaman Presiden Soekarno-SBY.
Aktivitas bayi ajaib terhenti setelah tape recorder yang dipasang di dalam pakaian Cut Zahara ketahuan. Ini 6 berita hoaks yang ada pada zaman Presiden Soekarno hingga SBY.
TRIBUNJAMBI.COM - Presiden RI pun pernah terkecoh dengan adanya berita hoax, hoaks atau berita bohong.
Munculnya hoaks bukan muncul beberapa tahun terakhir. Sejak zaman Soekarno, hoaks sudah ada, dan pernah menyasar sang presiden.
Saat ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika telah mengimbau masyarakat berhati-hati menerima kabar sebelum membagikan kepada orang lain.
Catatan yang dihimpun kompas.com, selama Republik Indonesia berdiri, presiden juga pernah menerima berita hoaks.
Baca Juga
Viral 12 Siswi SMA Siksa 1 Siswi SMP di Pontianak hingga Organ Intim Bengkak, Pelaku Anak Pejabat
Ibunda Ivan Gunawan Yakinkan Anaknya Lamar Ayu Ting Ting, Tapi Bilqis Maksa Maunya Shaheer Sheikh
3 Fakta Pembunuhan Budi Hartanto, Pelaku Gunakan Senjata Tajam dan Telah Merencanakan Dengan Matang
Penjual Ayam Taliwang Saksikan Soeharto Tunjuk Langit, Semenit Kemudian Hujan Turun, Ini Akhirnya
Otak di Balik Kasus Mayat Tanpa Kepala di Koper Terungkap, Ini Sosok Sadis yang Bunuh Budi Hartanto
Pemberitaan hoaks kepada presiden ini jelas untuk kepentingan dan motif tertentu.
Berikut ini daftar hoaks di Indonesia yang sampai ke presiden, dari era Soekarno sampai SBY:
1. Raja Idrus dan Ratu Markonah pada era Soekarno
Berita ini muncul di era pemerintahan Presiden Soekarno.
Mereka berdua mengaku merupakan pemimpin Suku Anak Dalam yang mempunyai kekuatan yang mumpuni.
Cerita berawal setelah Indonesia merdeka, saat konflik mengenai Papua Barat belum selesai. Pihak Belanda masih menginginkan untuk menguasai wilayah tersebut.
Presiden Soekarno kemudian dibohongi Ratu Markonah dan Raja Idrus yang mengaku mengaku mau menyumbang harta benda untuk merebut Irian Barat dari tangan Belanda.
Saat itu, Raja Idrus dan Ratu Markonah tentunya mendapat liputan media massa besar-besaran.
Soekarno sempat menerima mereka di Istana Kepresidenan dan disambut dengan berbagai pelayanan yang luar biasa.
