VIDEO: Seluas 21 Hektare, TPA Talang Gulo Baru di Kota Jambi Gunakan Sistem Sanitary Landfill
Pemerintah Kota Jambi telah menyiapkan lahan seluas 21,3 hektare yang saat ini tengah dibangun TPA dengan sistem sanitary landfill.
Penulis: Rohmayana | Editor: Teguh Suprayitno
VIDEO: TPA Baru Talang Gulo di Kota Jambi menggunakan sistem Sanitary Landfill
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI- Pemerintah Kota Jambi telah menyiapkan lahan seluas 21,3 hektare yang saat ini tengah dibangun TPA dengan sistem sanitary landfill. Dalam pembangunan TPA tersebut, pemerintah Kota Jambi dibantu oleh Bank Pembangunan Jerman senilai 13,4 juta Euro atau senilai Rp225 miliar.
Walikota Jambi Syarif Fasha dalam kunjungannya ke TPA tersebut mengatakan bahwa saat ini progresnya sudah 11 persen. Kata dia proses pembangunan sepenuhnya oleh pemerintah pusat dengan tetap berkoordinasi dengan pemerintah Kota Jambi.
"Kami sudah siapkan lahannya dan sarana lainnya. Proyek ini diperkirakan akan selesai dalam kurun waktu 18 bulan," kata Fasha saat meninjau lokasi tersebut pada Senin, (8/4).
Fasha mengatakan proses pembangunan saat ini sudah memasuki bulan ke 6 sehingga tinggal menyisakan 12 bulan lagi. Jika sudah selesai dibangun diperkirakan TPA sanitary landfill ini dapat menampung sampah sebanyak 620. 000 kubik sampah.
Baca: Simulasi Pemungutan Suara, Bupati Safrial Ajak Semua Masyarakat Tanjab Barat Sukseskan Pemilu 2019
Baca: Kamis Besok, KPU Bungo Akan Mulai Distribusikan Logistik Pemilu ke Tiga Daerah Ini
Baca: Polda Jambi Gelar FGD Pemilu 2019, Ini yang Diminta Irjen Pol Muchlis pada Puluhan Peserta
Baca: 14 Tahun Warga Dusun Tigo Batanghari Hidup Tanpa Listrik, Permintaan PLTS Temui Jalan Buntu
Baca: VIDEO: Detik-detik Iriana Jokowi Selamatkan Balita Saat Kampanye Capres 01 di Jawa Barat
"Jadi diperkirakan bisa menampung selama kurang lebih 5 tahun untuk satu selnya. Kalau ini sudah jadi nantinya pemerintah pusat juga berjanji akan menambah jumlah selnya yang bisa digunakan untuk cadangan ketika ini sudah overload," tambahnya.
Namun yang lebih penting, kata Fasha adalah proses pemilahan sampah itu sendiri. Di masyarakat bisa memilah langsung sampah organik dan anorganik. Selain itu juga melalui bank sampah gimana sampah-sampah yang masih bisa dimanfaatkan dapat dikumpulkan dan yang sudah benar-benar tidak bisa lagi digunakan maka akan dibuang ke TPA sanitary landfill.
"Jadi bisa dibilang sampah yang dibuang ke TPA dengan sistem sanitary landfill ini adalah sampah sampah yang sudah tidak bisa lagi di recycle atau digunakan lagi. Bisa dibilang 50 persen dari total keseluruhan produksi sampah yang akan dibuang ke sini," ujarnya.
Kata Fasha produksi sampah di kota Jambi setiap harinya berkisar di angka 600 ton atau kurang lebih 1500 kubik. Dari jumlah itu sampah organik diperkirakan sekitar 60 persen dan anorganik 40 persen.