Siapakah Alan Sokal, Ahli Fisika Yang Disebut Rocky Gerung Saat Debat Panas Dengan Rhenald Kasali
Rocky Gerung, yang dikini dikenal sebagai filsuf, terlibat adu argumen dengan Rhenald Kasali tentang hoaks atau kabar bohong dalam diskusi bertajuk 'T
TRIBUNJAMBI.COM-Rocky Gerung dan Guru Besar Universitas Indonesia, Rhenald Kasali terlibat debat panas dalam acara Indonesia Lawyer Club yang disiarkan TVone pada Selasa (26/3/2018).
Rocky Gerung, yang dikini dikenal sebagai filsuf, terlibat adu argumen dengan Rhenald Kasali tentang hoaks atau kabar bohong dalam diskusi bertajuk 'Tepatkah Hoax Dibasmi UU Antiterorisme'.
Rocky Gerung, yang mengaku seorang hanya sarjana namun menjadi pengajar doktor bahkan menyuruh agar Rhenald belajar.
Baca: Selisih Jauh,Hasil Survei Alvara, Elektabilitas Jokowi-Maruf 53,9 Persen,Prabowo-Sandi 34,7 Persen
Baca: Enam Zodiak Yang Mendapatkan Rezeki dan Ramalan Cinta Yang Positif Hari Ini, Kamis, 28 Maret 2019
Baca: Cawapres Sandiaga Uno Janji Bakal Turunkan Harga Tiket Pesawat, Masalahnya Pada Bahan Bakar Avtur
Rocky Koreksi Rhenald Kasali

Awal mula debat panas tersebut terjadi ketika Rhenald Kasali sudah selesai menyampaikan pendapatnya.
Rocky Gerung kemudian berbicara kepada moderator Karni Ilyas ingin memberikan keterangan karena apa yang disampaikan Rhenald tentang hoaks bisa salah.
"Bisa salah arah apa yang disampaikan Saudara Rhenald Kasali itu," kata Rocky Gerung.
Rocky Gerung kemudian menyanggah pendapat Rhenald yang mengatakan hoaks dalam ilmu pengetahuan adalah jahat.
Menurut Rocky, jika dilihat dari asal-usulnya, hoaks sebenarnya justru dimulai di bidang ilmu pengetahuan yang dikenal dengan nama Skandal Alan Sokal.
Alan Sokal adalah profesor fisika yang menulis sebuah tulisan di majalah ternama, Social Text.

Sokal mengirim tulisan menggunakan nama samaran. Namun yang ditulisnya sebenarnya adalah bohong. Tujuannya hanya untuk menguji para redaktur di Social Text.
"Lalu dipuji-puji oleh redakturnya tanpa tahu itu adalah bohong," beber Rocky Gerung.
Ternyata, kata Rocky, para redaktur tersebut tidak memeriksa tulisan tersebut. Mereka hanya memuji tulisan tersebut bagus belaka.
"Jadi fungsi dari hoaks Alan Sokal itu untuk menguji apakah redaktur dari majalah yang bergengsi itu punya otak atau enggak. Ternyata hal yang sama," kata dia.
Di sinilah mulai perdebatan panas.