Keliru Sedikit, Harga Pinang di Tanjab Timur Bisa Anjlok
Perhatian pemerintah kurang, petani pinang di Tanjab Timur juga dihadapkan dengan harga pinang yang fluktuatif, serta minimnya terobosan.
Penulis: Abdullah Usman | Editor: Teguh Suprayitno
TRIBUNJAMBI.COM,MUARA SABAK - Perhatian pemerintah kurang, petani pinang di Tanjab Timur juga dihadapkan dengan harga pinang yang fluktuatif, serta minimnya terobosan.
Komoditi pinang di beberapa Kecamatan di Tanjab Timur memang menjadi hal penting bahkan menjadi sumber penghasilan utama sebagian masyarakat. Namun sayang meski demikian untuk harga pinang masih menjadi permasalahan tersendiri bagi petani.
Seperti dikatakan Junaidi (40) satu dari pengepul pinang mengatakan, untuk permasalahan pinang sendiri dalam pengolahannya sedikit sensitif. Jika tidak teliti maka akan berdampak dengan harga jual di pengepul.
“Terkadang pinang yang sudah kita terima ada yang bercampur pinang muda, belum lagi pinang yang berjamur karena terlalu lama disimpan. Kalau sudah seperti itu akan sulit untuk harga tinggi,” ujarnya.
Baca: Pemprov Jambi Berikan Rp 22,7 Miliar dari Pajak Rokok untuk BPJS Kesehatan
Baca: Bupati Safrial Jadi Pemateri LK II HMI Tingkat Nasional, Ini Pesan yang Disampaikan
Baca: 217 Peserta CPNS Pemprov Jambi Akan Terima SK Selasa Besok
Baca: Dua Titik Panas Terpantau di Tanjab Barat, Bupati Safrial Keluarkan SK Siaga Bencana 2019
Belum lagi, masih banyak ditemukan pinang kering dengan penarahan (pinang tarahan) bukan pinang cukilan yang semestinya. Ditambah harga yang kerap berubah ubah terkadang di angka Rp 11-16 ribu per kilo.
“Kalo pinang tarahan tersebut pinangnya tidak mulus dan cacat akibat kikisan saat pengupasan. Jika dicukil dalam keadaan kering pinang tersebut justru lebih baik dan bernilai. Selain merusak jumlah timbangan juga harga jualnya rendah,” jelasnya.
Baca: VIDEO: Ini Identitas Korban Mobil Avanza yang Terbakar Setelah Bertabrakan dengan Truk di Merangin
Baca: Tingkatkan Kualitas Pendidikan, Disdik Muarojambi Latih Kompetensi Pedagogik Guru PAUD dan SD
Baca: Ketemu Maulana, Warga Kelurahan Suka Karya Kota Jambi Mengeluh Kenaikan Tarif PDAM dan Layanan BPJS
Saat ini kita tengah mencoba mengembangkan pinang bulat, di mana pengolahan pinang tersebut juga menggunakan alat manual. Namun sedikit berbeda dengan pengolahan pinang pada umumnya.
“Memang prosesnya sedikit lebih lama, namun bisa jadi pinang bulat yang telah dikupas tanpa dibelah ini lebih bernilai jual dan efektif,” pungkasnya. (usn).