PENEMBAK Jitu Israel Dilatih dan Didoktrin untuk Membunuh: Sniper Psikopat Bisa Dihukum Mati
TRIBUNJAMBI.COM -- Seorang penembak jitu (sniper) sebenarnya merupakan seorang personel yang sangat
TRIBUNJAMBI.COM -- Seorang penembak jitu (sniper) sebenarnya merupakan seorang personel yang sangat terlatih dan memiliki kemahiran khusus.
Tidak mudah untuk menjadi seorang sniper. Selain harus mampu menembak tepat pada jarak 600 m, 900 m, hingga lebih 1500 m, sniper juga harus memiliki fisik tangguh, menguasai berbagai strategi tempur, memiliki kesabaran tinggi dan mental baja.
Lebih dari itu, mereka juga harus sanggup menembak kepala orang (target) dengan darah dingin.
Dalam pertempuran para sniper dari berbagai satuan militer kelas dunia selalu memiliki tugas khusus.
Mereka harus menembak mati komandan pasukan lawan, operator senapan mesin, operator radio komunikasi, dan melumpuhkan sniper lawan (counter sniper).
Karena memiliki target yang terpilih dan bernilai tinggi, maka dalam peperangan, para sniper bersama spotter-nya, bersembunyi di tempat yang sangat sulit diketahui baik oleh musuh maupun pasukan kawan.
Sebagai pasukan yang memiliki tugas spesial, para sniper di medan perang memang hanya berkomunikasi dengan komandan tertinggi karena tugasnya untuk mengeleminasi target harus berdasar perintah komandan tertinggi.
Para sniper di berbagai satuan elit militer dunia sebenarnya merupakan orang-orang pembunuh berdarah dingin yang kejam karena tembakan jitunya harus membunuh targetnya dengan sempurna.
Maklum selain tembakan tepat yang diarahkan ke kepala target, para sniperjuga `hobi' menembak tepat jantung lawan.
Oleh karena itu umumnya para korban tembakan sniper langsung tewas tanpa mengetahui siapa jati diri sniper yang telah menuntaskan nyawanya.
Namun demikian, meski dilatih mati-matian untuk membunuh target dengan prinsip `satu peluru satu nyawa' para sniper memiliki kode etik.
Apa itu? Mereka tidak diperkenankan membunuh wanita, anak-anak, dan orang yang tidak bersenjata.
Tapi kode etik itu ternyata tidak berlaku bagi para sniper di kalangan militer Israel yang telah dididik `secara gila dan tanpa mengenal belas kasihan'.
Pasalnya para sniper Israel justru dilatih dan didoktrin untuk membunuh wanita dan anak-anak, khususnya warga Palestina, meski wanita yang bersangkutan sedang hamil.
Para sniper Israel yang telah lulus pendidikan dari Sekolah Sniper bahkan dengan `bangga' mengenakan kaos bergambar wanita dan anak-anak yang sedang dibidik oleh teleskop senapan sniper.