Teriak Ganti Presiden di Acara Hari Lahir Nahdlatul Ulama dan Tabligh Akbar, Delapan Pemuda Diciduk

para pemuda yang diduga anggota organisasi tertentu itu datang ke sana sambil teriak Ganti Presiden padahal acara itu juga terkait acara Tabligh Akbar

Editor: Suang Sitanggang
net
ilustrasi. Terjadi kericuhan saat sejumlah pemuda teriak ganti presiden di acara peringatan hari lahir NU di Tebing Tinggi Sumatera Utara 

TRIBUNJAMBI.COM, MEDAN - Delapan orang pemuda termasuk pentolan organisasi diamankan dari lokasi acara peringatan Hari Lahir Nahdlatul Ulama di Kota Tebing Tinggi, Sumatera Utara.

Mereka diduga telah memancing terjadinya kericuhan di lokasi acara yang berlangsung pada Rabu (27/2/2019).

Betapa tidak, para pemuda yang diduga anggota organisasi tertentu itu datang ke sana sambil teriak Ganti Presiden padahal acara itu merupakan acara pelantikan dan keagamaan.

Sebanyak delapan orang pemuda itu diamankan polisi saat kegiatan Tabligh Akbar dan Tausiyah Kebangsaan.

Baca: Viral di Medsos! Driver Grab Indonesia Pendukung Prabowo Turunkan Paksa Penumpang Pendukung Jokowi

Baca: Siswi Korban Percobaan Perkosaan di Kerinci, ke Sekolah Sambil Jualan Gorengan

Baca: BOS ISIS Paling Dicari Amerika Ini Tewas Ditangan Sniper SAS: Ditembak Jarak 1.600 Meter

Acara ini juga sekaligus pelantikan IPNU - IPPNU dan peringatan hari lahir Nahdlatul Ulama (NU) ke-93 yang diadakan di Lapangan Sri Mersing Kota Tebing Tinggi, diwarnai kekisruhan, Rabu (27/2/2019) pagi.

Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Tatan Dirsan Atmaja mengatakan peristiwa ini berawal ketika penceramah Gus Muwafiq menyampaikan tausiyahnya.

Kemudian, sekitar pukul 11.40 WIB, datang seorang anggota Ormas bernama Suhairi Alias Gogon dan rekannya, berusaha masuk sambil berteriak-teriak ke lokasi kegiatan minta Ganti Presiden.

Personel polisi yang sedang bertugas mengamankan kegiatan tersebut langsung membawa pentolan satu ormas ke Polres Tebing Tinggi untuk dimintai keterangan.

Kemudian, kata Tatan, petugas pengamanan berupaya untuk mengingatkan dan meminta Suhairi agar tidak membuat keributan dan kegaduhan. 

Namun Suhairi dan kawan-kawannya merasa tidak terima atas kegiatan tersebut, dan mendesak kegiatan dibubarkan.

Baca: Sejarah Mencatat Banjir di Jakarta Terjadi Sejak Kerajaan Tarumanegara

Baca: Wajah Cantik Tapi Bengis di Medan Tempur: Tentara Wanita Ini Dilatih Keras

Baca: VIDEO: Ditodong Begal, Kisah 2 Pemuda Surabaya Bermotor Keliling Indonesia Dedikasi Untuk Bob Marley

"Kemudian personel pengamanan berusaha menghalau dan mengingatkan pihak Suhairi agar tidak masuk ke dalam areal kegiatan," ungkapnya.

"Akan tetapi Suhairi tidak terima dan membuat provokasi untuk membubarkan acara tersebut," ujarnya.

Masih dikatakan Tatan, Suhairi dan rekan-rekannya juga memaksa ibu-ibu yang ikut pengajian itu, untuk berdemo. Namun ajakan tersebut di tolak.

"Kemudian personel Polres Tebingtinggi langsung melakukan pengamanan, dan mengamankan sebanyak 8 anggota ormas yang sengaja membuat keonaran dan kericuhan di kegiatan itu," ujarnya.

Adapun kedelapan anggota ormas, masing-masing, Suhairi Alias Gogon (46), warga Datuk Bandar Kajum, Tebingtinggi.

Baca: Puluhan Warga Korban Banjir di Desa Taman Bandung, Kecamatan Pauh, Terima Bantuan dari Dinsos

Baca: TKW Diculik di Malaysia, Ternyata Asal Palembang, Keluarga Bikin Surat ke Jokowi dan Prabowo

Kemudian Syahrul Amri Sirait (45), warga Jalan Kutilang BTN Purn Abri, Tebing Tinggi.

Selanjutnya, Muhammad Fauzi Saragih (53), warga Dusun XV Mesjid, Serdang Bedagai.

Halaman
12
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved