Kehebatan Kopassus Tumpas Komunis, Sarwo Edhie dan Pasukan Pernah Kepung Istana Presiden

TRIBUNJAMBI.COM - Setiap kali September tiba, Republik ini hampir selalu dipanaskan dengan hiruk pikuk isu

Editor: ridwan
Soeharto dan Komandan RPKAD Sarwo Edhie Wibowo 

TRIBUNJAMBI.COM - Setiap kali September tiba, Republik ini hampir selalu dipanaskan dengan hiruk pikuk isu seputar kebangkitan komunis.

Partai Komunis Indonesia (PKI) yang telah dibubarkan melalui Ketetapan MPRS Nomor XXV Tahun 1966, hangat dibicarakan dalam berbagai kesempatan.

September tahun ini, isu kebangkitan PKI bahkan berhembus cukup kencang.

Pada Minggu (17/9/2017), massa yang mengklaim dari kelompok anti-komunis mengepung Kantor Yayasan Lembaga Hukum Indonesia (YLBHI) yang dituding menggelar diskusi membicarakan soal kebangkitan PKI.

Lalu, pada Jumat 29 September, ribuan masyarakat muslim dari berbagai organisasi massa (ormas) memadati Jalan Gatot Subroto di depan kantor MPR/DPR Jakarta.

Baca: 5 Jalan Poros Kecamatan Batang Asai, Sarolangun Akan Diaspal, Tahun Depan, Ini Lokasinya

Aksi yang dinamakan "Aksi 299" ini meminta pemerintah bersikap tegas pada upaya pembangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI). Menurut mereka, pemerintah mesti mewaspadai kebangkitan PKI.

Isu seputar PKI semakin ramai menyusul terbitnya aturan dan anjuran Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Jenderal Gatot Nurmantyo untuk menonton kembali film tersebut bersama-sama.

Saat berziarah ke makam Presiden Suharto di Astana Giribangun, Selasa (19/9/2017), Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menjelaskan maksud intruksinya terkait pemutaran film G30S- PKI, yakni ingin mengajak bangsa Indonesia untuk tidak melupakan sejarah kelam dan mencegah terulang kembali kekelaman tersebut.

"Tujuannya adalah bukan untuk mendiskreditkan, tetapi peristiwa tersebut agar diketahui generasi muda, agar kita tidak terprovokasi lagi, terpecah-pecah lagi. Kalau kita tidak ingatkan, dalam kondisi seperti ini, orang tidak tahu bahwa ada gerakan-gerakan yang mengadu domba," kata Panglima TNI.

Jadilah, jajaran TNI AD di seluruh Indonesia menggelar nonton bareng film berjudul "Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI" yang disutradarai oleh Arifin C Noer.

Baca: Artis Saphira Indah Sempat Ucap Ini Untuk Sepupunya yang Meninggal, Ternyata Terjadi ke Diri Sendiri

Di Aceh, hampir tiap malam dalam sepekan terakhir, sejumlah tempat pertemuan masyarakat, seperti warung kopi, sekolah, dan meunasah, menjadi arena nonton bareng film fenomenal ini.

Selain Soekarno, para jenderal korban penculikan, para tokoh PKI seperti Aidit dan Untung, ada satu sosok yang juga cukup menarik perhatian penikmat film tersebut.

Ia adalah Kolonel Sarwo Edhie Wibowo, Komandan Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) yang diberikan tugas oleh Pangkostrad Mayjen Soeharto, untuk merebut kembali stasiun Radio Republik Indonesia (RRI) dari tangan pemberontak PKI.

Sarwo Edhie pula yang memimpin pasukan RPKAD untuk menumpas komunis di Tanah Air.

Siapa Sarwo Edhie? Dikutip dari Wikipedia.org, Sarwo Edhie Wibowo (terakhir menyandang pangkat Letnan Jenderal TNI) lahir di Purworejo, Jawa Tengah, 25 Juli 1925 - meninggal di Jakarta, 9 November 1989 pada umur 64 tahun) adalah seorang tokoh militer Indonesia.

Baca: Vanessa Angel Ingin Bunuh Diri Agar Bisa Menyusul Mendiang Ibunya yang Sudah Lama Meninggal

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved