Program MIKiR, Membuat Naufal tak Lagi Merasa Sendiri
“Model pembelajaran model MIKiR membuat anak-anak seperti Naufal berani berinteraksi dengan teman-temannya,” ungkap Nurfaidah.
Penulis: Fitri Amalia | Editor: Deni Satria Budi
Laporan Wartawan Tribun Jambi, Fitri Amalia
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Naufal Faiqah Mahardika adalah siswa kelas V SDN 131/IV Telanaipura Jambi. Sekilas tidak ada yang berbeda dengan siswa lainnya, namun Naufal adalah salah seorang siswa berkebutuhan khusus, yaitu autis.
“Sukanya menyendiri dan awalnya tidak percaya diri,” sebut Nurfaidah, gurunya Naufal di kelas V.
Menurut Nurfaida, saat berada di sekolah, emosi Naufal masih labil, sehingga perlu didampingi oleh guru pendamping selain dirinya.
Baca: Ribuan Siswa SD tak Mampu di Sarolangun, Dapat Bantuan Peralatan dan Seragam Sekolah dari Baznas
Baca: Tindak Lanjut Program PINTAR Tanoto Foundation, SDN 20/I Jembatan Mas Batanghari Programkan Sakusatu
Baca: Dengan Anggaran Rp9 Miliar, Pemkot Jambi, Tahun Ini Bangun 11 Taman, Ini Lokasinya

Sebelum SDN 131/IV Telanaipura Jambi menjadi sekolah mitra program PINTAR Tanoto Foundation, pembelajaran di kelas lebih banyak menekan model ceramah sehingga Naufal kesulitan untuk belajar di kelas. Terkadang dia tidak mau bergaul dengan teman-temannya, hanya asyik dengan dirinya sendiri.
“Sejak mengikuti pendekatan pembelajaran model MIKiR dari Tanoto Foundation, kini Naufal lebih aktif dan lebih percaya diri, seperti berbicara di dalam kelompoknya dengan siswa yang lain, “ ujar Nurfaidah menambahkan, Selasa, (29/1/2019).
MIKiR merupakan akronim dari Mengalami, Interaksi, Komunikasi dan Refleksi.
“Model pembelajaran model MIKiR membuat anak-anak seperti Naufal berani berinteraksi dengan teman-temannya,” ungkap Nurfaidah.
Baca: Pemkab Tanjab Timur Ingin Miliki 10 Persen Saham PetroChina
Baca: VIDEO: Viral, Lumba-Lumba Langka Putih Biru Muncul di Sungai Kualuh, Sumatera utara
Baca: Video Tentara Sholat dengan Tenang di Medan Perang, Bikin Haru Semua yang Melihatnya
Nurfaidah menerapkan pembelajaran aktif tersebut membuat Naufal antusias dan berani berbicara di depan teman-temannya.
“Saya senang sekali, banyak perubahan pada diri Naufal seperti berani maju ke depan untuk presentasi,” tukasnya.
Selain itu, diperlukan sikap sabar dan telaten dalam mendampingi anak-anak berkebutuhan khusus.
“Kita harus terus menumbuhkan rasa kepercayaan diri mereka, agar mampu tampil seperti anak lainnya,” pungkasnya.(***)