Jalan Kaki Dari Medan-Banyuwangi dan Dapat Bantuan Rp 74 Juta, Amir Ungkap Dia Bohong Temui Ibunya
Sejak 20 November 2018, Amiruddin (43), menempuh perjalanan dari wilayah Sumatera Utara menuju Banyuwangi Jawa Timur dengan berjalan kaki
TRIBUNJAMBI.COM - Sejak 20 November 2018, Amiruddin (43), menempuh perjalanan dari wilayah Sumatera Utara menuju Banyuwangi Jawa Timur dengan berjalan kaki.
Titik awal perjalanan Amir, sapaan akrabnya, dimulai dari Desa Mandailing, Kecamatan Sei Rampah, Kabupaten Serdang Begadai, Sumatera Utara.
Pria lajang itu berniat pulang dan menemui orang tuanya yang tinggal di Daerah Ketapang Banyuwangi.
Pulang ke kampung halaman dengan berjalan kaki, merupakan janji Amiruddin saat dirinya didera sakit lumpuh selama 7 bulan.
"Awalnya kan saya sakit (lumpuh), selama 7 bulan. Punya niat (nadzar) jika sakit sembuh, saya berjalan kaki dari Sumatera ke Banyuwangi, untuk melihat dan bertemu orang tua," kata Amir, Jum'at (18/1/2019).
Namun setelah sampai di Banyuwangi, Amiruddin akhirnya mengaku bahwa dirinya tak memiliki ibu kandung bernama Nurasiyah yang tinggal di Banyuwangi, Jawa Timur.
Amiruddin, pria asal Sumatera Utara tersebut, berjalan kaki dari Medan ke Banyuwangi hanya untuk menepati nazarnya.
Baca: Jan Ethes Cucu Jokowi Terseret Dalam Pilpres, Gun Romli Sebut Kubu Prabowo-Sandi Panik Akut
Baca: Tiga Artis yang Pernah Menjadi Asisten Pribadi Hotman Paris, Nagita Slavina Kaget Dengar Namanya
Baca: Jangan Sepelekan Air Putih, Dimunim di Pagi Hari Secara Rutin Berikan Segala Manfaat Menakjubkan
Selama perjalanannya, banyak relawan yang membantu berupa makanan hingga uang tunai.
Dari para relawan, Amiruddin mengaku menerima sejumlah bantuan uang tunai sebesar Rp 74 juta.
Amiruddin pun meminta maaf kepada para relawan karena telah mengarang cerita tentang ibu kandungnya di Banyuwangi.
Berikut ini fakta lengkap kisah Amiruddin:
1. Pengakuan Amiruddin kepada para relawan
Permintaan maaf tersebut disampaikan lelaki kelahiran Mandailing, 11 November 1975, di Balai Desa Ketapang, Sabtu malam (26/1/2019).
"Sebenarnya saya mohon maaf sebesar-besarnya. Saya merasa bersalah kepada relawan se-Indonesia. Sebenarnya tidak ada yang saya tuju di Banyuwangi. Saya hanya berjalan kaki dari Sumatera hingga ke Banyuwangi selama dua bulan lebih untuk nazar jika sembuh dari sakit," katanya.
Sebelumnya, pria yang akrab disapa Amir ini mengaku berjalan kaki dari Medan ke Banyuwangi, Jawa Timur, untuk menemui ibu kandungnya di Ketapang.