Campus Zone
Inovasi Mahasiswa Unja Buah Pidada Diolah Jadi Permen, Diikutkan Berbagai Ajang Internasional
Mahasiswa Universitas Jambi (Unja) membuat inovasi menjadikan buah pidada menjadi permen. Pidada adalah sejenis pohon yang tumbuh di rawa-rawa
Penulis: Nurlailis | Editor: bandot
Laporan Wartawan Tribun Jambi, Nurlailis
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Mahasiswa Universitas Jambi (Unja) membuat inovasi menjadikan buah pidada menjadi permen.
Pidada adalah sejenis pohon yang tumbuh di rawa-rawa tepi sungai dan hutan bakau.
Buah pidada dapat dikonsumsi secara langsung atau dimasak sebagai campuran ikan.
Di Jambi pidada dapat ditemukan di daerah Tungkal.
Adalah mahasiswa Universitas Jambi, Soni Afriansyah yang membuat inovasi dengan menjadikan pidada sebagai permen.
Tidak main-main konsep ini pun telah diikutkan dalam beberapa kompetisi internasional seperti ASEAN Young Social Preneur Program 2017, Scholarship Indonesia Foundation Malaysia 2018, ASEAN Youth Innitiative Conference 2018 dan World Bank Youth Summits Newyork 2018.
Baca: 10 Makanan Sehat Ini Bikin Berat Badan Bertambah, yang Pengin Langsing Harus Tahu
Baca: Anjasmara Datangi Polisi, Laporkan Kasus Body Shaming Dian Nitami, Tak Terima Permintaan Maaf
Baca: Pengumuman CPNS 2018 Kabupaten Tanjabtim, Link Peserta yang Diterima dan Tahapan Setelah Lulus
Baca: Dituntut 10 Tahun Penjara, Ini Pledoi Ferry Nursanti di Sidang Pembangunan Perumahan PNS Sarolangun

“Pidada ini ada di kawasan Asia Tenggara sehingga kalau dijadikan permen akan jadi potensi besar. Mengingat potensi konsumsi permen di Indonesia itu lumayan banyak. Pidada ditemukan didaerah hutan bakau. Di Jambi potensinya besar sekali seperti di daerah Tungkal,” ungkapnya.
Mahasiwa jurusan kimia angkatan 2015 ini menceritakan awalnya terfikir ide untuk membuat permen pidada ini saat berdiskusi bersama teman untuk mengikuti kompetisi.
Ia melihat buah pidada ini berserakan dan tidak dianfaatkan sehingga terfikir untuk membuat permen.
Saat ini permen pidada hanya pernah dibuat secara konvensional sehingga belum bisa diproduksi secara luas.
Saat ini ia sedang mencari hibah untuk memproduksi permen ini jadi lebih banyak.
Ketahanan produk bisa sampai satu bulan karena menggunakan bahan organik.

Dalam satu bungkus permen ini direncanakan dihargai Rp 500.
“Potensi di Jambi lumayan banyak. Terlebih di daerah Tungkal. Dulu juga pernah dijadikan sirup namun karena rasanya yang masam jadi hanya dikonsumsi sedikit orang. Kalau untuk permen namanya anisda singkatan dari asam manis buah pidada,” ungkapnya.
Kandungan yang ada di buah pidada adalah anti oksidan untuk menjaga daya tahan tubuh dan vitamin C untuk kesehatan. (lai)