Operasi Gabungan TNI- Polri Ambil Alih Markas KNPB di Papua Barat, Amankan Benda-benda Ini di Lokasi
Operasi yang dilancarkan oleh aparat gabungan TNI - Polri di Mimika, Papua berhasil mengambil alih markas Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Timika.
TNI- Polri Ambil Alih Markas KNPB di Papua, Amankan Benda-benda Ini Dari Lokasi
TRIBUNJAMBI.COM - Operasi yang dilancarkan oleh aparat gabungan TNI - Polri di Mimika, Papua berhasil mengambil alih markas Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Timika.
Markas KNPB yang terletak di Jalan Sosial, Distrik Mimika Baru, Senin (31/12/2018) diambil alih oleh aparat TNI-Polri.
Operasi dilakukan karena adanya kecurigaan di lokasi tersebut digunakan untuk tempat kegiatan yang bertentangan dengan NKRI.
Operasi Gabungan ini dilakukan aparat menyusul markas tersebut disinyalir sebagai tempat kegiatan yang bertentangan dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Markas KNPB itu kini dijadikan sebagai pos gabungan TNI - Polri.
Operasi ini berlangsung sekitar pukul 08.30 WIT.
Di mana pagi itu ada sekitar 30 simpatisan KNPB akan menggelar kegiatan.
Baca: Kendurkan Pengejaran KKB Papua, Strategi Ini yang Sedang Dipakai, Kapolri: Kita Hafal Siapa Mereka
Baca: Kapolri Sebut KKB Cari Perhatian Dunia Internasional, Genjatan Senjata Terus Dilakukan di Papua
Baca: Kelompok Kriminal Bersenjata Papua Mengira TNI Pakai Bom Fostor, Ternyata Amunisi Standar
Aparat TNI - Polri yang tiba di markas KNPB kemudian bernegosiasi dengan massa dan meminta agar seluruh atribut KNPB dilepaskan.
Massa sempat menolak, namun akhirnya seluruh atibut KNPB tersebut dapat disita aparat.
Kapolres Mimika AKBP Agung Marlianto di hadapan simpatisan KNPB mengatakan, sebelumnya pihaknya menerima surat berkaitan dengan kegiatan melawan NKRI.
"Ada surat yang masuk ke kami bahwa ada kegiatan yang melawan terhadap eksistensi NKRI," kata Agung.
Disita Agung menyampaikan, bila ingin membangun Papua jangan dengan cara memisahkan diri dari NKRI.
Tetapi harus bersama-sama dengan semua pihak di dalam bingkai NKRI. "Ayo kita bersama-sama bergandeng tangan untuk bisa mendapat tempat yang mulia, tidak dengan cara melawan apalagi menyalahkan pihak-pihak tertentu," ujar Agung.
Menurut dia, anggota TNI dan Polri yang bertugas di Papua banyak meninggalkan keluarganya demi menjaga persatuan dan kesatuan, karena di beberapa daerah di Papua terjadi pertumpahan darah dan perang suku.