Jenderal Soeharto yang Sering Bantah dan Menentang Perintah, Tetapi Soekarno Tetap Luluh Padanya

Jenderal Soeharto yang Sering Bantah dan Menentang Perintah, Tetapi Soekarno Tetap Luluh Padanya

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Soeharto saat pecahnya G30s PKI 

Siapa yang menyangka hubungan Soeharto dan Soekarno diketahui tidak akur. Keduanya sering berselisih paham dan tidak sepemikiran

TRIBUNJAMBI.COM – Tak banyak yang tahu hubungan antara Soekarno dan Soeharto.

Disebut, sewaktu Soekarno menjabat sebagai Presiden RI Pertama, Soeharto sering melanggar dan tidak mematuhi aturan.

Bahkan di saat momen berdarah, G30S/PKI.

Hal itu, tak bisa dilepaskan dari peristiwa Gerakan September Tigapuluh (Gestapu) atau G30S/PKI.

Baca Juga:

Cerita Orang Dalam Istana yang Sebut Hal Gaib dari Soeharto Hingga Benda Pusaka yang Sangat Keramat

Ketika Mantan Ajudan Loyalnya Meninggal, Terungkap! Kata-kata Terakhir ini yang Diucapkan Soeharto

Jenderal Tegas Idola Ahok, Berani Gebrak Meja di Rumah Presiden & Sosok yang Buat Soeharto Gusar

Tragedi yang masih dikenang hingga kini yang menewaskan 6 jenderal dan seroang perwira.

Namun, Gestapu kemudian berhasil ditumpas oleh Pangkostrad Mayjen Soeharto.

Di masa pemerintahannya lah, di era orde baru, tanggal 1 Oktober ditetapkan sebagai Hari Kesaktian Pancasila yang juga merupakan hari perkabungan nasional atas mereka yang gugur dalam Gestapu.

Tetapi rupanya, tindakan yang dilakukan oleh Soeharto untuk membersihkan Gestapu adalah inisiatif yang melanggar disiplin hierarki militer.

Soeharto melakukan operasi itu tanpa izin dan perintah dari Bung Karno selaku panglima tertinggi (Pangti) ABRI.

Tapi inisiatif Soeharto dianggap sebagai langkah tepat karena disebut sukses menghindarkan negara dari komunisme meskipun dalam penanganan terhadap orang-orang yang dituduh terlibat PKI menjadi tidak terkendali.

Soeharto dan Soekarno
Soeharto dan Soekarno 

Penanganan anggota PKI seharusnya dilakukan oleh aparat penegak hukum, tanpa melibatkan ormas-ormas sipil.

Bagaimanapun juga, mereka sebenarnya tidak memiliki wewenang untuk “mengadili” warga yang diduga terlibat Gestapu.

Inisiatif Soeharto untuk bertindak tegas dengan cara “mengabaikan” Bung Karno ternyata tidak hanya dilakukan saat G30S meletus tapi juga ketika menangani konflik Indonesia-Malaysia dalam Operasi Dwikora.

Pada pertengahan tahun 1964 konfrontasi Indonesia-Malaysia makin memuncak apalagi setelah pasukan TNI AU menerjukan sekitar 100 pasukan ke wilayah Labis dan Johor nyaris menyulut aksi balasan besar-besaran yang akan dilancarkan oleh Angkatan Udara dan Angkatan Laut Inggris ke wilayah Indonesia, khususnya Jakarta.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved