Diasingkan di Ende Soekarno Ajak Anak-anak Sambut Kemerdekaan, Origami & Panggung Sandiwara Sarana

Sebelas tahun sebelum 17 Agustus 1945, Bung Karno harus menjalani pengasingan di Kota Ende, Nusa Tenggara Timur.

Editor: Suci Rahayu PK
Soekarno 

Diasingkan di Ende, Soekarno Siapkan Anak-anak Sambut Kemerdekaan, Origami dan Panggung Sandiwara Jadi Sarana

TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA - Usaha Presiden Soekarno hingga akhirnya memproklamasikan kemerdekaan Indonesia bukan tanpa halangan.

Sebelas tahun sebelum 17 Agustus 1945, Bung Karno harus menjalani pengasingan di Kota Ende, Nusa Tenggara Timur.

Dikucilkan jauh dari keramaian, Bung Karno yang biasa dikerumuni dan dielu-elukan massa saat menyampaikan pidatonya tentu saja sempat frustrasi dibuang ke bumi Flores.

Baca: Duel Guru Beladiri Kopassus Tingkat Tinggi, Haji Umar Bikin Master dari Jepang Tersungkur

Baca: Ajudan Bocorkan Jumlah Harta Soeharto, Uangnya Triliunan? Saya Tahu Persis Berapa Uang Pak Harto

Baca: 5 Tsunami yang Sebabkan Kerusakan Terparah di Dunia, 2 Peristiwa Terjadi di Indonesia

Pemerintah kolonial Hindia Belanda saat itu sangat ketat membatasi pergaulan Bung Karno dengan masyarakat setempat, khususnya masyarakat kalangan atas.

Namun, di tengah ketatnya pengawasan, Bung Karno tak berhenti menggelorakan semangat kemerdekaan.

Pengasingan tak mampu membungkam Bung Karno.

Bondan Winarno dalam bukunya Berkibarlah Benderaku-Tradisi Pengibaran Bendera Pusaka, menceritakan sepenggal kisah perjalanan hidup Bung Karno di Kota Ende.

Kisah tersebut merupakan hasil wawancara Bondan dengan Megawati Soekarnoputri yang merupakan putri kandung Bung Karno.

Baca: Soeharto Diam-diam Ketemu Istri Cantik Bung Karno di Lapangan Golf, Bu Tien Tahu Lalu Marah Besar

Baca: 10 Besar Negara dengan Kekuatan Militer Terkuat di Dunia 2018, Indonesia Terkuat di Asia Tenggara

Sandi rahasia

Di Flores, Bung Karno mendirikan grup sandiwara serta mengajari anak-anak menyanyi dan membuat seni melipat kertas, atau origami.

Saat mengajarkan origami, Bung Karno meminta anak-anak menggunakan kertas berwarna merah putih.

Ketika bermain, anak-anak diminta menggabungkan kertas dua warna tersebut sambil dilambai-lambaikan dengan berseru gembira.

Selama di pengasingan, Bung Karno menempati sebuah kamar berukuran kecil yang disebutnya Ruang Hening.

Jika pintu kamar tertutup, artinya anak-anak tidak boleh masuk.

Ilustrasi Origami
Ilustrasi Origami (BOREDPANDA)
Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved