Sambut Perayaan Natal dan Tahun Baru, Kacang Paling Dicari dan Diminati di Jambi
Menurutnya, banyak masyarakat Jambi yang mencari kacang-kacangan dan kripik untuk sajian.
Penulis: Fitri Amalia | Editor: Deni Satria Budi
Laporan Wartawan Tribun Jambi, Fitri Amalia
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Jelang Natal dan Tahun Baru, bagi masyarakat yang merayakannya, tentu disibukkan dengan berbagai persiapan untuk merayakan bersama keluarga. Terlebih untuk mempersiapkan berbagai sajian untuk menyambut tamu dirumah.
Satu sajian yang paling banyak dicari dan dipersiapkan yaitu kue kering. Kue kering cocok untuk disuguhkan saat sanak saudara atau teman dekat berkunjung untuk merayakan Natal.
Debby, Pengelolaan Toko Kue Sari Mulia mengatakan, menjelang hari raya Natal, penjualan meningkat dibandingkan dengan hari biasa. Untuk kue kering, toko yang berlokasi di Jalan Dr. Wahidin No. 72 ini, penjualannya meningkat hingga 50 persen.
Baca: Jangan Kaget dengar Alasannya, Najwa Shijab Pilih Fahri Hamzah daripada Fadli Zon, Artis Ini Saksi
Baca: Bayi Selamat dari Tsunami Banten Tak Berhenti Menangis, Diduga Orangtuanya Ikut Menjadi Korban
Baca: Kesaksian Willy Siska Terseret Tsunami, 3 Jam Berenang, Lakukan Ini Saat Lihat 2 Anak Kecil Terapung
Menurutnya, banyak masyarakat Jambi yang mencari kacang-kacangan dan kripik untuk sajian. Untuk harga kue di Toko kue Sari Mulia juga terbilang murah, mulai dari Rp50 ribu perkilogramnya.
"Untuk kacang bisa 50- 100 kilogram habis, dekat dengan tahun baru lebih rame lagi yang cari kue. Puncaknya nanti setelah natal, tanggal 27- 30 itu lebih ramai lagi," jelasnya.
Satria, seorang pembeli, sengaja ke toko kue ini membeli berbagai kue untuk persiapan Natal.

"Memang sengaja ke sini buat beli kue untuk persiapan Natal, karena beli lebih praktis lebih simpel," kata Satria.
"Kita menyediakan berbagai jenis kue mulai dari nastar, cookies berbagai rasa, astor, tapi yang paling banyak dicari itu kacang," ujar Debby.
Kebalikan dari kue, daya belanja masyarakat justru sepi untuk pakaian. Dikatakan Toni, Pengelola New Lidya Fashion dibandingkan dengan akhir tahun 2017, saat ini terbilang sepi pembeli.
"Masih ramai tahun kemarin kalo dibandingin dengan sekarang," tuturnya.
Baca: Video Update Tsunami Selat Sunda: Hari Kedua, 207 Orang Meninggal, 755 Luka Luka, 11 453 Mengungsi
Baca: Sutopo Akui Indonesia Tak Punya Alat Deteksi Tsunami Untuk Dua Fenomena Alam Ini
Baca: Tommy Kurniawan Urus Jenazah Herman, Kita Kejar Betul, Sudah Biru dan Bengkak-bengkak Ya Allah
Ia mengatakan turunnya harga sawit dan karet turut mempengaruhi daya beli masyarakat untuk pakaian. Semua pedagang pakaian baik di jalur utama maupun yang di loss dikatakan Toni merasakan dampaknya. Tetapi semenjak harga sawit dan karet mulai membaik, mulai ada peningkatan daya beli masyarakat.
"Belum bisa dibilang normal tapi sekarang sudah mulai ada peningkatan daya beli masyarakat, dibandingkan dua bulan lalu sepi, tapi mulai berasa membaik itu satu munggu ini berasa mulai normal lagi, kemungkinan karena mau merayakan hari raya besar," ujarnya.(*)