Proyek Infrastruktur yang Dinilai Asal Jadi di Kuala Tungkal, Jadi Sorotan Warga

Dicontohkannya, pembangunan Rigit Beton Jalan Kesejahteraan (Pelindo) Kota Kuala Tungkal yang rigit betonnya jauh lebih tinggi dari drainase.

Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Deni Satria Budi
tribunjambi/darwin
Proyek infrastruktur yang dikeluhkan warga di Kuala Tungkal 

Laporan Wartawan Tribun Jambi, Darwin Sijabat

TRIBUNJAMBI.COM, KUALATUNGKAL - Warga di Kuala Tungkal, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, mengeluhkan proyek infrastruktur yang baru dibangun dan mendapat sorotan dari tokoh masyarakat setempat.

Hal itu dikarenakan hasil pekerjaan tidak sesuai harapan masyarakat. Karena hampir semua proyek pembangunan infrastruktur jalan rigit beton dalam Kota Kuala Tungkal diduga kurang terkaji saat perencanaannya.

Seperti yang diutarakan tokoh masyarakat, Endy Avian. Menurutnya, pemerintah daerah sudah berusaha menperjuangkan pembangunan infrastruktur untuk masyarakat.

Baca: Sedang Berlangsung, Pleno Pemilihan Ketua KPU Berlangsung Alot

Baca: Kesaksian Sulis dari Lampung Saat Tsunami Menerjang, Dihantam Air, Terbenam, Ia Tengah Hamil 6 Bulan

Baca: 5 Komisioner KPU Kota dan Kabupaten di Jambi Resmi Dilantik Hari Ini

Namun, sampai di instansi terkait maupun konsultan perencanaan dinilai kurang tepat dalam melakukan perencanaan pembangunan.

"Dinas terkait melalui bidangnya dan konsultan perencana tidak menkaji secara detail. Sehingga berimbas hasil pekerjaan kontraktor pelaksana tampak tak rapi. Padahal, bukan salah rekanannya melainkan perencanaannya tidak matang, rekanan hanya melakukan pekerjaan sesuai spek yang ada," ungkap Endy, Minggu (23/12/2018).

Dicontohkannya, pembangunan Rigit Beton Jalan Kesejahteraan (Pelindo) Kota Kuala Tungkal yang rigit betonnya jauh lebih tinggi dari drainase.

Pengerjaan proyek yang dikeluhkan warga di Kuala Tungkal
Pengerjaan proyek yang dikeluhkan warga di Kuala Tungkal (tribunjambi/darwin)

"Padahal kan drainase itu juga baru dibangun, karena jalan rigitnya terlalu tinggi sehingga keindahan drainase yang baru hilang, dan kita masyarakat yang melihat seolah-olah pekerjaanya amburadul, padahal rekanan sudah mengikuti spek yang ada," jelasnya.

Selain itu, jarak antara bahu jalan dan drainase untuk hampir rata-rata pembangunan jalan aspal overlay maupun rigit beton baru yang ada dalam Kualatungkal juga tampak tidak rapi dan tidak teratur.

"Contohnya jika di titik awal jarak antara bahu jalan dengan drainse setengah meter, di pertengahan bisa mencapai satu meter atau lebih, ini dampak dari perencanaan yang terkesan asal jadi," ujarnya.

Dia juga menilai, Konsultan Perencanaan tidak mempelajari kondisi di lapangan.

Baca: Pesan Dankormar Mayjen TNI (Mar) Bambang Suswantono di Hadapan Ribuan Prajurit Marinir

Baca: Kabar Istrinya Ditemukan Hoax, Ifan Seventeen Pajang Caption Menyedihkan: Aku Jemput Kamu Sayang

Baca: Sepanjang 2018, Puluhan ASN di Tanjab Barat Pindah ke Luar Daerah, Ini Penyebabnya

"Sepertinya konsultan perencanaan sama sekali tidak tau kondisi lapangan, mereka hanya berada didepan komputer," sebutnya.

Dia mengharapkan instansi terkait maupun konsultan perencanaan kedepannya harus lebih tau kondisi lapangan dan mengkaji secara matang agar tidak ada istilah kerjaan dua kali.

Hal senada juga disampaikan tokoh masyarakat lainnya, Syahril. Dia juga mempertanyakan profesionalisme perencanaan peningkatan jalan rigit beton Jalan Kesejahteraan di Kota Kuala Tungkal.

"Di situ drainasenya baru dibangun, sementara jalan jauh lebih tinggi dari drainase, seharusnya kan jalan lebih rendah dari drainase," ungkapnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved