Kesaksian Mantan Anggota NII - Hamil di Luar Nikah Hingga Setoran Rp 14 M per Bulan ke 'Ibu Kota'
Gerakan dari kelompok Negara Islam Indonesia ( NII ) sempat ramai perbincangkan. Tak hanya itu, warga yang sudah bergabung menjadi anggota NII
TRIBUNJAMBI.COM - Gerakan dari kelompok Negara Islam Indonesia ( NII ) sempat ramai perbincangkan.
Bahkan, kelompok yang mengatasnamankan dirinya anggota NII saat itu cukup aktif merekrut warga agar bergabung bersama mereka.
Tak hanya itu, warga yang sudah bergabung menjadi anggota NII akan didokrin dan dicuci otaknya oleh mereka.
Mantan anggota NII, Ken Setiawan menceritakan kisahnya ketika ia masih bergabung menjadi bagian anggota NII.
Baca: Ramalan Zodiak Kamis (20/12) - Aries Ketemu Cinta Baru Nih, Leo Pilihan Bungkan Jadi yang terbaik
Baca: Dari Rekaman CCTV Terkuak Anggota Tim Pembunuh Jamal Khashoggi, Terdapat Perwira Intelijen
Baca: Mr X Umbar Rekaman di Mata Najwa, Andi Darussalam Siap Bongkar Soal Pengaturan Skor Liga Indonesia
Melansir Wikipedia, Negara Islam Indonesia atau disingkap NII juga dikenal dengan nama Darul Islam atau DI yang artinya adalah "Rumah Islam" adalah kelompok Islam di Indonesia yang bertujuan untuk pembentukan negara Islam di Indonesia.
Ini dimulai pada 7 Agustus 1949 oleh sekelompok milisi Muslim, dikoordinasikan oleh seorang politisi Muslim radikal, Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo di Desa Cisampah, Kecamatan Ciawiligar, Kawedanan Cisayong, Tasikmalaya, Jawa Barat.
Ken Setiawan menuturkan, ia masuk menjadi angggota NII pada awal tahun 2000.
Saat itu, Ken datang ke Jakarta untuk mengikuti lomba, namun ia tidak ikut lomba sebab bertemu seorang temannya dan dipengaruhi untuk masuk menjadi anggota NII.
"Awal tahun 2000 saya ke Jakarta untuk ikut lomba silat, disitu saya ketemu teman saya yang sudah masuk NII, kita ngobrol dan akhirnya saya membatalkan lomba karate untuk ikut NII," kata Ken dilansir Tribunjambi.com dari Tribun Solo.
Baca: Daftar Runner Pengaturan Skor di Liga Indonesia yang Terbongkar di Mata Najwa PSSI Bisa Apa Jilid 2
Baca: Sebelum Bebas, Ahok Harus Pindah ke Lapas Cipinang Terlebih Dahulu, Ternyata Ini Alasannya
Setelah itu Ken menjabat sebagai perekrut anggota baru, dengan sasaran utama anak muda yang mudah di konspirasi.
"Kita serang sisi psikologinya, jadi metodenya berbeda-beda kepada setiap orang," ungkap Ken
Modus perekrutan yang dilakunya dengan menggunakan hukum Islam, yang ia korelasikan dengan realita bangsa Indonesia, sehingga seseorang berfikir jika Indonesia bukan negara yang ideal.
"Contohnya seperti ini, hukum Islam minuman keras itu halal atau tidak, kalau tidak mengapa di Indonesia masih menjual minuman keras, itu contoh sederhananya untuk membuat negara kita seolah-olah tidak ideal," terangnya.
Menurutnya, dengan pola pikir kaum milenial yang masih labil, dengan logika-logika seperti demikian, anak muda menjadi sasaran empuk untuk dicuci otaknya.
Lebih lanjut ia mengatakan, perekrutan dilakukan tidak hanya di lingkungan masjid.
Baca: Usai Bebas 24 Januari 2019, Ahok Akan Kunjungi Istri Hoegeng Imam Santoso, Polisi Paling Jujur
Baca: Fadli Zon Sebut Penahanan Habib Bahar bin Smith Kriminalisasi Ulama, Ini Tanggapan Yunarto