Ngota Sehari, Ngobrolin Data Antara BPS dan Wartawan
Jika nilai NTP Provinsi Jambi di atas 100 maka perlu menjaga harga sawit dan karet agar tetap stabil.
Penulis: Fitri Amalia | Editor: Teguh Suprayitno
Laporan wartawan Tribun Jambi Fitri Amalia
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Kegiatan ini merupakan bentuk apresiasi kepada rekan-rekan wartawan dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jambi. Kegiatan yang diadakan di Hotel BW Luxury ini memberikan wawasan tambahan untuk wartawan.
Satu dari tiga materi yang disampaikan yaitu mengenai Inflasi dan Nilai Tukar Petani (NTP) di Jambi yang disampaikan oleh Toto Abdul Fatah, Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Provinsi Jambi, Senin (17/12).
"Data data BPS itu ada banyak sekali indikator data yang kita hasilkan, dari data-data tersebut ada data-data strategis seperti data pertumbuhan ekonomi, PDRB, pengangguran, termasuk data inflasi dan nilai tukar petani," ujarnya.
Dikatakanya, NTP diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib). Ini salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani di pedesaan dan nilai ini juga menunjukkan daya tukar dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi.
"Semakin tinggi NTP, secara letak relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan atau daya beli petani," tuturnya.
Provinsi Jambi sendiri sebagian besar petani adalah petani Perkebunan, sebagai petani karet dan petani sawit. Karena mayoritas penduduknya berkebun di karet dan sawit maka hasil data NTP adalah cerminan dari harga harga Perkebunan.
Dapat dilihat dari sub sektor lainnya seperti hortikultura, perikanan, dan tanaman pangan porsinya lebih kecil dibanding perkebunan.
"Sehingga ketika harga sawit dan harga karet sedang tinggi otomatis NTP ikut naik, juga sebaliknya jika harga sawit dan karet turun sedikit saja NTP juga ikut turun, sementara yang lainnya tidak terlalu berpengaruh terhadap inflasi," ujarnya.
Baca: Camat Pal Merah Ngamuk, Satpol PP Kota Jambi akan Seret Pembuang Sampah ke Pengadilan
Baca: Gusrizal Ditunjuk Jadi Plt DPD II Golkar Sungai Penuh, Ini yang Akan Dilakukan
Baca: 9 Jam Tak Ditemukan Pencarian Ilham Dihentikan, Tim SAR Tunggu Air Surut
Baca: 8 Mobil PT Rehan Ditahan Warga, Faisal: Mereka Mau Minta Rokok
Dikatakannya, jika nilai NTP Provinsi Jambi di atas 100 maka perlu menjaga harga sawit dan karet agar tetap stabil.
"Seperti bersama-sama kita ketahui, dua tiga tahun ini data harga karet kita terus mengalami penurunan, naik sedikit turunnya banyak, begitu juga CPO," ujarnya.
Banyaknya pesaing karet dan CPO asal Indonesia dari negara negara lain dengan kulitas yang baik juga turut mempengaruhi permintaan karet maupun CPO.
"Mungkin Pemerintah bisa mengolah karet untuk bahan industri seperti CPO juga kita olah dulu menjadi minyak goreng baru kita jual, bagaimana pemerintah bisa membuat harga karet dan sawit naik karena Jambi tergantung pada dua hal tersebut," ujarnya.
Nilai tukar petani pada November 2018 sebesar 98,07 atau turun 1,67 persen dibanding NTP bulan sebelumnya. Penurunan NTP dikarenakan indeks harga yang diterima petani turun sebesar 1,24 persen, sedangkan indeks harga yang dibayar petani naik sebesar 0,44 persen.
Pada November 2018 NTP Provinsi Jambi untuk masing-masing subsektor tercatat sebesar 101,18 untuk subsektor tanaman pangan, 90,70 untuk subsektor hortikultura, 98,28 untuk subsektor tanaman perkebunan rakyat, 99,52 untuk subsektor peternakan dan 105,52 untuk subsektor perikanan yang terdiri dari perikanan tangkap sebesar 114,16 dan Perikanan budidaya sebesar 96,21.
