Tidak Semua Madu yang Dijual Adalah Madu Asli, Nah Ini Tips Menguji Keaslian Madu

TRIBUNJAMBI.COM. JAMBI - Niat hati ingin meraup untung dari jualan madu, Hermansyah malah harus terkurung dalam jeruji besi.

Pasalnya, madu yang dia jual ternyata palsu, berdasarkan pengujian Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Jambi Nomor: PM.04.06.892.08.18.2280 tanggal 24 Agustus 2018.

Itu sebabnya dia dihadirkan di persidangan, dan divonis 1,5 tahun penjara. "Menjatuhkan hukuman kepada terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara selama satu tahun dan enam bulan penjara," kata ketua majelis hakim, Arfan Yani, Kamis (13/12).

Baca: Liverpool Belum Terkalahkan, Manchester United Punya Misi Akhiri Rekor The Reds di Kandang Mereka

Baca: Atribut SBY Rusak Saat Tim Jokowi-Amin di Pekanbaru, SBY Singgung Presiden, Ini Kata Erick Thohir

Sebelumnya, Jaksa Penuntut Umum Kejaksaan Negeri (JPU Kejari) Jambi, Dian Susanty juga menuntutnya dengan hukuman yang sama.

Dia dijerat pasal 8 ayat (1) huruf a UU RI nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen Jo Pasal 62 ayat (1) UU RI nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.

Terdakwa Hermansyah membuat madu palsu dengan bahan-bahan berupa gula merah, gula putih, dan asam sitrat di kawasan Jelutung.

Baca: Dana Rp 45 Miliar untuk Bangun Pelabuhan Muara Sabak, Ihsan Yunus akan Jadi Mandor Pelindo II

Kemudian, dia menjual madu palsu itu hingga ke Muara Sabak dan Kuala Tungkal. Untuk mengelabui pembeli, dia membawa baskom berisi sarang lebah (biang).

Satu di antara pengusaha madu Cecep Perdianto mengakui masih banyak penjual madu asli tapi palsu. Dalam menjajakan madunya dibilang asli, tapi ternyata madu itu tidak asli.

Baca: Dari Dakwaan Uang Korupsi Rp 48 Miliar Mengalir untuk Investasi, Karpet Masjid hingga Reparasi Kapal

Kata Cecep untuk menguji keaslian madu harus diuji di laboratorium Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Jambi.