Pedagang Keluhkan Kondisi Jalan di dalam Pasar Tanggo Rajo, Tebo
Ratna yang biasa sehari harinya bekerja dipasar juga ngeluh soal infrastruktur jalan dipasar. Dirinya mengakui kondisi pasca hujan jalan akan becek.
Penulis: Heri Prihartono | Editor: Deni Satria Budi
Laporan Wartawan Tribun Jambi, Heri Prihartono
TRIBUN JAMBI.COM, TRIBUN - Pedagang pasar tradisional Tanggo Rajo, Tebo, mengeluhkan jalan tiap blok pasar yang tergenang air. Selain becek, genangan air kerap menimbulkan aroma tidak sedap.
"Kesannya kumuh mas, apalagi banyak sampah bertebaran dan numpuk. Kalau lah kayak ini pengunjung pasar malas mau belanja, " kata Samin, pedagang sayur pasar tradisonal Tanggo Rajo, kepada Tribunjambi.com, Rabu (5/12/2018).
Ratna yang biasa sehari harinya bekerja dipasar juga ngeluh soal infrastruktur jalan dipasar. Dirinya mengakui kondisi pasca hujan jalan akan becek.
Baca: Nilai Ekspor Jambi, Alami Kenaikan di Oktober 2018
Baca: Bujang Tewas Akibat Ditikam Anak-anak, Sebelumnya Tegur Kawanan Anak yang Ngelem
"Bacek nian, sudah tu depan lapak tu sampah numpuk. Pasti bau dak nyaman jadinya," ucapnya.
Terpisah, Kepala Dinas Perindag Tebo, Soleh menuturkan, persoalan buruknya akses jalan di dalam pasar sudah pernah ia sampaikan ke Bupati Tebo. Bahkan kata dia, Bupati pernah meninjau langsung ke pasar untuk melihat kondisi pasar tradisonal.
"Sudah pernah kita sampaikan, bupati juga sudah pernah lihat langsung," ungkap Soleh.
Baca: Usia Tak Menghalangi Prestasi, Susiono dan Deretan Atlet Asian Games 2018 yang Berusia Lanjut
Bahkan, pihaknya juga sudah mengusulkan anggaran untuk perbaikan jalan dan drainase di dalam pasar. Namun, usulannya tidak mendapat respon dari pemerintah.
"Ya sudah kita usulkan, tapi selalu dicoret, ya mau diapakan lagi," keluh Soleh.
Persoalan tersebut tetap jadi perhatian dia dan pemerintah. Kedepan dirinya mencoba lagi untul mengusulkan anggran perbaikan jalan dan drainase di dalam pasar tradisonal.(*)
Baca: Kondisi Pertambangan Jambi Akhir Tahun, Nilai Ekspor Naik 4,15 Persen
Baca: Jimmi Pura-pura Mati, Kisah Korban yang Selamat dari Pembantaian di Nduga Papua