Apa Maknanya "Allah Bersemayam di Atas Arsy"? Ini Kajian Ustaz Abdul Somad

Apa maknanya "Allah bersemayam di atas arsy"? Terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama

Penulis: Nani Rachmaini | Editor: Nani Rachmaini

Tribunjambi.com - Apa maknanya "Allah bersemayam di atas arsy"? Terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama terkait penafsiran maknanya.

Berikut ini kajian Ustaz Abdul Somad seperti terdapat dalam bukunya tentang 37 masalah populer:

Ayat Mutasyabihat

Oleh Ustadz Abdul Somad
Ada ayat-ayat dan hadits-hadits yang mutasyabihat (mengandung kesamaran makna), tidak dapat difahami secara tekstual, jika difahami secara tekstual, maka akan terjerumus kepada tasybih (penyerupaan Allah Swt dengan makhluk) dan tajsim (penjasmanian wujud Allah Swt). Misalnya ayat:

الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى

“(Yaitu) Tuhan Yang Maha Pemurah. Yang bersemayam di atas Arsy”. (Qs. Thaha [20]: 5). Jika kita memahami ayat ini secara tekstual, maka kita akan menyamakan Allah Swt dengan seorang manusia yang duduk di atas kursi. Maha Suci Allah Swt dari sifat seperti itu, karena Allah Swt itu:

لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِياُ الْبَصِيرُ

“Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar dan Melihat”. (Qs. Asy-Syura [42]: 11).
Maka dalam memahami ayat-ayat dan hadits-hadits yang semakna dengan ini, para ulama sejak zaman para shahabat, tabi’in, tabi’ at-tabi’in, hingga sampai saat ini memahami ayat-ayat mutasyabihat dengan dua metode:
Metode Pertama: Tafwidh (Menyerahkan maknanya kepada Allah Swt).
Dalil mereka adalah hadits yang diriwayatkan dari Aisyah:

عَ ن عائِشَةَ قَالَتْ تَلَا رَسُولُ اللََِّّ صَلَّى اللََُّّ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ } هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ عَلَيْكَ الْكِتاَبَ مِنْهُ آيَاتٌ مُحْكَمَاتٌ هُنَّ أُمُّ الْكِتاَبِ وَأُخَرُ مُتَشَابِهَاتٌ فَأمََّا الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُونَ مَا ت شَابَهَ مِنْهُ ابْتِغَاءَ الْعِتْنَةِ وَابْتِغَاءَ تَأوِْيلِهِ وَمَا يَعْلَمُ تأَوِْيلَهُ إِلَّا اللََُّّ وَالرَّاسِخُونَ فِي الْعِلْمِ يَقُولُونَ آمَنَّا بِهِ كُلٌّ مِنْ عِنْدِ رَب نَا وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّا أُولُو الْأَلْبَابِ { قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللََّّ صَلَّى اللََُّّ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا رَأَيْتُمْ الَّذِينَ يَتبَِّعُونَ مَا تشََابَهَ مِنْهُ فَأوُلَئِكَ الَّذِينَ سَمَّى اللََُّّ فَاحْذَرُوهُمْ

Dari Aisyah, ia berkata, “Rasulullah Saw membacakan ayat: “Dia-lah yang menurunkan Al-Kitab (Al-Quran) kepada kamu. Di antara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat, itulah pokok-pokok isi al-Quran dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari tawilnya, padahal tidak ada yang mengetahui tawilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami”. Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal”. (Qs. Ali ‘Imran [3]: 7). Rasulullah Saw bersabda, “Apabila kamu melihat orang-orang yang memperturutkan (membahas) ayat-ayat mutasyabihat, maka mereka itulah yang disebut Allah (orang yang sesat), maka jauhilah mereka”. (HR. al-Bukhari dan Muslim).

Hadits Kedua:

عن أبي مالك الأشعري أنه سما رسول الله صلى الله عليه و سلم يقول : لا أخاف على أمتي إلا ثلاث خلال أن يكثر لهم من المال فيتحاسدون فيقتتلوا وأن يعتح لهم الكتب يأخذ الميمن يبتغي تأويله وليس يعلم تأويله إلا الله

Dari Abu Malik al-Asy’ari, sesungguhnya Rasulullah Saw bersabda, “Tidak aku khawatirkan terhadap ummatku kecuali tiga kerusakan: harta mereka menjadi banyak, lalu mereka saling dengki. Kemdian mereka saling membunuh. Dan dibukakan bagi mereka kitab-kitab, seorang mu’min mencari takwilnya, tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah Swt”. (HR. ath-Thabrani dalam al-Mu’jam al-Kabir).
Pendapat Imam Malik bin Anas (w.179H).

قال الإمام مالك رحمه الله، لما سئل عن قوله تعالى: }ثُمَّ اسْتوََى عَلَى الْعَرْشِ{) 6( كيف استوى ؟ فقال: الاستواء معلوم والكيف مجهول. ويروى هذا الجواب عن أم سلمة رضي الله عنها موقوفا ومرفوعا إلى النبي صلى الله عليه وسلم.

Imam Malik berkata ketika ditanya tentang firman Allah Swt, “Kemudian Allah Swt bersemayam di atas ‘Arsy”, bagaimanakah Allah Swt bersemayam?”. Imam Malik menjawab, “Makna kata bersemayam, semua orang mengetahuinya. Bagaimana Allah Swt bersemayam, tidak ada yang mengetahuinya”. Jawaban yang sama juga diriwayatkan dari Ummu Salamah (ketika ia ditanya tentang ayat ini), secara mauquf dan marfu’ kepada Rasulullah Saw.
Pendapat Imam at-Tirmidzi (w.279H):

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved