Misi Rahasia Kopassus, Prajurti Menyamar dan Berhasil Mengalahkan Tentara Paling Mematikan di Dunia

Namun siapa sangka pasukan SAS dipencundangi Kopassus saat keduanya bertempur di pedalaman hutan belantara Kalimantan.

Editor: bandot
kompas.com
Ilustrasi: Satuan Kopassus saat parade pasukan dan alat utama sistem pertahanan (alutsista) pada gladi bersih upacara Hari Ulang Tahun ke-72 TNI di Dermaga PT Indah Kiat, Cilegon, Banten, Selasa (3/10/2017).(KOMPAS.com/Kristian Erdianto) 

TRIBUNJAMBI.COM - Pasukan Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) atau kini dikenal dengan nama Kopassus mempunyai sejarah gemilang bertempur dengan pasukan Khusus Inggris SAS yang paling hebat di dunia.

Special Air Service (SAS) merupakan pasukan paling berbahaya.

SAS menempati peringkat pertama sebagai pasukan elite di dunia.

Namun siapa sangka pasukan SAS dipencundangi Kopassus saat keduanya bertempur di pedalaman hutan belantara Kalimantan.

Antara tahun 1961-1966 meletus konfrontasi Indonesia dan Malaysia yang kemudian memicu konflik bersenjata di perbatasan baik berupa penyusupan pasukan gerilya maupun pasukan reguler.

Tindakan militer untuk menggempur Malaysia pun dikumandangkan oleh Presiden Sukarno di depan rapat raksasa di Jakarta pada 3 Mei 1964.

Baca: Jadwal Perempatfinal Hong Kong Open 2018 Jumat (16/11) - Jonatan Christie akan Lawan Kento Momota

Baca: Indonesia vs Thailand - Prediksi Susunan Pemain, Bima Sakti Beri Kesempatan Pemain Berpengalaman

Presiden Sukarno lalu mengumumkan perintah Dwi Komando Rakyat (Dwikora). Poin pertama Dwikora adalah pertinggi ketahanan revolusi Indonesia.

Kedua bantu perjuangan revolusioner rakyat Malaya, Singapura, Serawak, dan Sabah untuk menghancurkan Malaysia.

 Komando tempur Dwikora dipercayakan kepada Panglima Angkatan Udara Laksamana Madya Omar Dhani yang menjabat sebagai Panglima Komando Siaga (KOGA).

Sementara tugas yang dibebankan kepada KOGA adalah mempersiapkan operasi militer terhadap Malaysia.

Sebagai Panglima KOGA, Omar Dhani bertanggung jawab langsung kepada Panglima Tertinggi ABRI/KOTI, Presiden Soekarno.

Tapi sebelum KOGA dibentuk aksi penyusupan yang dilancarkan oleh sukarelawan Indonesia sudah berlangsung cukup lama.

Anggota Kopassus
Anggota Kopassus (TRIBUNNEWS/HERUDIN)

Operasi penyusupan yang digelar Indonesia ke wilayah perbatasan Malaysia sesungguhnya merupakan operasi yang berbahaya karena musuh yang dihadapi merupakan pasukan reguler terlatih dan berpengalaman di berbagai medan perang.

Militer Malaysia yang didukung Inggris dan negara-negara persemakmuran seperti Selandia baru serta Australia tidak bisa dihadapi oleh pasukan gerilya yang menyamar dan mengunakan persenjataan terbatas.

Gerilyawan Indonesia yang terdiri dari para sukarelawan bahkan harus menghadapi pasukan Gurkha dan SAS Inggris yang sudah sangat berpengalaman dalam pertempuran hutan.

Selain itu, garis perbatasan Malaysia-Indonesia yang panjangnya sekitar 1000 km juga tidak mungkin hanya diamankan oleh pasukan gerilya.

Baca: Cucu Wiranto Meninggal Karena Terpeleset dan Jatuh ke Kolam

Baca: Cucu Wiranto Meninggal, Sang Ayah Bercerita 10 Hari Terakhir Bersama Anaknya

Baca: Terduga Pembunuh Satu Keluarga Ditangkap, Ini 8 Faktanya Mulai Masih Kerabat hingga Noda Darah

 

Kondisi itu mungkin tidak terpikirkan oleh Presiden Sukarno yang sedang bersemangat setelah sukses merebut Irian Barat lewat Trikora.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved