Ketika Navy Seal Jadi Murid Kopaska, Demi Pelajari Bertempur di Hutan dengan Senjata Mematikan ini
Navy Seal Sampai Berguru ke Kopaska Pelajari Teknik Tempur Gunakan Senjata Mematikan Saat gerilya di Hutan.
TRIBUNJAMBI.COM - Navy Seal Sampai Berguru ke Kopaska Pelajari Teknik Tempur Gunakan Senjata Mematikan Saat gerilya di Hutan.
Kopaska menjadi satu diantara pasukan elit yang dimiliki oleh TNI.
Kemampuan tempur para manusia katak ini sudah terkenal sejak perang memperebutkan wilayah Irian Barat dari tangan Belanda.
Kemampuan tempur spesialis dalam air, Kopaska ahli dalam sabotase pembebasan sandera, penyapu ranjau dan peledakan di dalam air.
Kemampuan lainnya yang dimiliki oleh Kopaska yakni demolisi bawah air, pengawalan VIP, gerilya dan antigerilya, terjun bebas, hingga intelijen.
Bahkan saking handalnya bertempur di medan-medan berat Navy Seal perlu untuk belajar kepada Kopaska.
Terutama teknik pertempuran menggunakan senjata mematikan memanfaatkan benda-benda yang ada di hutan.
Baca: Tidak Ada Rintangan yang Tak Dapat Diatasi, Moto Kopaska Rela Mati Jaga Keutuhan Laut Indonesia
Baca: Warga Sarolangun Banyak Terserang ISPA. Dinkes Imbau Masyarakat untuk Terapkan PHBS
Baca: Ledakan Bom Kejutkan Soekarno di Markas TNI, 2 Sosok ini Muncul dari Air & Buat Bung Karno Tersenyum
Dinukil dari buku Kopaska, Spesialis Pertempuran Laut Khusus yang diterbitkan dalam rangka 50 tahun Kopaska, pembentukan Kopaska berawal dari kekaguman Presiden Soekarno terhadap aksi yang dilakukan dua prajurit TNI AL.
Tahun 1960, TNI AL yang kala itu bernama ALRI menggelar peringatan hari Armada.
Presiden Soekarno menjadi inspektur upacara dan berdiri di podium Dermaga Ujung Surabaya.
Saat itulah Letnan Laut Joko Suyatno dan Sersan Emil Joseph unjuk kebolehan.
Keduanya merupakan personel ALRI yang telah mendapat pelatihan di Underwater Demolition Team di Amerika Serikat.
Letnan Joko dan Sersan Emil keluar dari kapal selam kelas Whiskey RI Tjakra di kedalaman sebelas meter.
Mereka muncul sejenak dengan peralatan selam lengkap ke permukaan.
Beberapa saat kemudian ledakan dahsyat terdengar.

Markas ALRI sampai berguncang saking kerasnya ledakan.
Ledakan itu tak dirancang untuk menghancurkan, sekadar menunjukkan kemampuan pasukan katak.