Produk Nanas Goreng Mahasiswa Unja, Raih Prestasi Nasional dan Berdayakan Masyarakat
Mahasiswa Universitas Jambi (Unja) mendapatkan juara 2 dalam ekspo kewirausahaan mahasiswa Indonesia (KMI) IX 2018
Penulis: Nurlailis | Editor: Nani Rachmaini
Laporan Wartawan Tribun Jambi, Nurlailis
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Mahasiswa Universitas Jambi (Unja) mendapatkan juara 2 dalam ekspo kewirausahaan mahasiswa Indonesia (KMI) IX 2018 yang berlangsung di Bogor pada 9-12 November 2018 lalu.
Ada 140 perguruan tinggi seluruh Indonesia yang mengikuti ekspo ini dan ada lima kategori lomba yaitu dalam bidang jasa dan perdagangan, kuliner, IT, budidaya, dan industri kreatif.

Dari Unja sendiri mengirimkan 5 tim dan berhasil mendapatkan juara 2 dalam kategori jasa dan perdagangan. Adapun produk yang dimaksud adalah lokak yang memproduksi nanas goreng, buah tangan khas dari Jambi.
“Alasan kenapa nanas goreng adalah di Tangkit itu memiliki produksi nanas yang melimpah. Jadi terfikir bagaimana cara memanfaatkannya. Dalam sehari ada 100 ribu buah yang dipanen dan yang dipasarkan hanya 70 ribu buah. Sisanya diolah nanas goreng tapi masyarakat mengolahnya dengan biasa aja, secara packaging hanya dibungkus plastik biasa. Juga pemasaran hanya di Jambi aja,” papar satu diantara penggagas lokak, Prasetyo Hadihapsoro.

Ia bersama dua rekannya yaitu Zuhratul Aulia dan Patria Prima Putra berusaha membuat bagaimana secara pengemasan dan pemasaran bisa bagus dan tersebar di Indonesia.
Juga tujuan dari lokak adalah bagaimana memberdayakan dan menyejahterakan petani. Saat ini memang baru nanas dan ke depannya akan merambah ke industri lainnya.
“Kami sebagai pihak ketiga, pihak pertama yang memanen, pihak kedua yang mengolah,” katanya.
Pemasaran lokak sudah tersebar di seluruh sumatera, di pulau jawa 70 persen, bahkan hingga ke Swiss.

Persentase pemasaran yaitu 50 persen dipasarkan secara online, 30 persen di toko oleh-oleh dan sisanya secara biasa. Harga dari lokak adalah Rp 15 ribu per pcs dan untuk reseler bisa Rp 12 ribu. Dalam sebulan bisa menjual 2000 pcs- 6000 pcs.
Dari sekian banyak yang ikut KMI yang mengangkat potensi daerah hanya Jambi dan Lampung yang mengangkat keripik pisang. (lai)