Kajian Ustadz Abdul Somad Tentang Ayah dan Ibu Nabi Muhammad Yang Paling Sering Ditanyakan
Ini pertanyaan yang sering diajukan jemaah dan dijawab langsung oleh Ustadz Abdul Somad.
Penulis: Nani Rachmaini | Editor: Nani Rachmaini
TRIBUNJAMBI.COM - Banyak pertanyaan jemaah yang dijawab Ustadz Abdul Somad langsung saat tausiyah, atau melalui WA dan SMS.
Namun untuk pertanyaan-pertanyaan yang populer, alias yang sering ditanyakan, jemaah dapat melihat langsung materi-materi kajiannya lewat buku 37 masalah populer dan jawaban Ustadz Abdul Somad.
Buku ini dapat diunduh di Play Store. Tribun menyajikan salah satunya yang termasuk sering menjadi bahan pertanyaan umat.
Benarkah Ayah Ibu Nabi Kafir?
Oleh: Ustadz Abdul Somad
Allah Swt berfirman,
وَمَا كُنَّا مُعَذِ بِينَ حَتَّى نَبْعَثَ رَسُولًا
“Dan Kami tidak akan mengazab sebelum Kami mengutus seorang rasul”. (Qs. Al-Isra’ [17]: 15).
Sebagaimana kita ketahui bahwa Abdullah dan Aminah hidup sebelum Nabi Muhammad Saw diutus, maka mereka berdua termasuk ahlul fatrah yang tidak diazab sebelum rasul diutus. Demikian keyakinan Ahlussunnah waljama’ah. Demikian juga pendapat Imam Ibnu Taimiah,
فَإِنَّ الْكِتاَبَ وَالسُّنَّةَ قَدْ دَلَّ عَلَى أَنَّ اللَََّّ لَا يُعَذِ بُ أحََدًا إلَّا بَعْدَ إبْلَاغِ ال رسَالَةِ فَمَنْ لَمْ تبَْلُغْهُ جُمْلَةً لَمْ يُعَذِ بْهُ رَأْسًا وَمَنْ بَلَغَتْهُ جُمْ لَةً دُونَ بَعْضِ التعَّْصِيلِ لَمْ يُعَذِ بْهُ إلَّا عَلَى إنْكَارِ مَا قَامَتْ عَلَيْهِ الْحُجَّةُ الرسالية
Sesungguhnya al-Qur’an dan Sunnah menunjukkan bahwa Allah tidak mengazab seorang pun kecuali setelah sampainya risalah kepada mereka. Siapa yang tidak sampai risalah kepadanya secara keseluruhan, maka ia tidak diazab sama sekali. Siapa yang risalah sampai kepadanya secara keseluruhan tapi tidak terperinci, maka ia diazab hanya pada perkara yang ia ingkari saja.
Adapun hadits,
عَنْ أَنَسٍ أَنَّ رَجُلًا قَالَ يَا رَسُولَ اللََِّّ أَيْنَ أَبِي قَالَ فِي النَّارِ فَلَمَّا قَعَّى دَعَاهُ فَقَالَ إِنَّ أَبِي وَأبََاكَ فِي النَّارِ
Dari Anas, sesungguhnya seorang laki-laki berkata, “Wahai Rasulullah, di manakah bapakku?”. Rasulullah Saw menjawab, “Di neraka”. Ketika laki-laki itu pergi, Rasulullah Saw memanggilnya, “Sesungguhnya bapakku dan bapakmu di neraka”. (HR. Muslim).
Yang dimaksud dengan bapak dalam hadits ini adalah paman Rasulullah Saw, yaitu Abu Thalib. Bukan Abdullah. Karena orang Arab biasa menyebut paman dengan sebutan (أَبِي ). Abu Thalib masuk neraka karena tidak beriman setelah rasul diutus. Sedangkan Abdullah meninggal sebelum rasul diutus, maka ia termasuk ahlulfatrah; orang yang hidup sebelum rasul diutus.
Adapun hadits,
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللََِّّ صَلَّى اللََُّّ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَأذَْنْتُ رَب ي أَنْ أسَْتَغْعِرَ لِأُ مي فَلَمْ يَأْذَنْ لِي وَاسْتَأذَْنْتُهُ أَنْ أزَُورَ قَبْرَهَا فَأذَِنَ لِي
Dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah Saw bersabda, “Aku memohon izin kepada Allah Swt akan mengizinkanku memohonkan ampun untuk ibuku. Tapi Ia tidak memberikan izin kepadaku. Aku meminta izin agar aku ziarah ke kuburnya. Ia mengizinkanku”. (HR. Muslim).