Masalah Sensor AOA Diduga Memperburuk Kondisi Pesawat Lion Air K-LQP Hingga Alami Kecelakaan

Sebuah sensor penting yang merupakan subjek dari peringatan keamanan Boeing telah diganti pada pesawat Lion Air sehari sebelum jatuh

Editor: Suci Rahayu PK
Penyidik KNKT memeriksa mesin pesawat yang ditemukan dari lokasi jatuhnya Lion Air di Perairan Tanjung Karawang. (AP: Achmad Ibrahim) 

TRIBUNJAMBI.COM - Sebuah sensor penting yang merupakan subjek dari peringatan keamanan Boeing telah diganti pada pesawat Lion Air sehari sebelum jatuh ke Laut Jawa dan mungkin memperburuk masalah lain yang terjadi pada pesawat, demikian diungkapkan penyidik.

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengatakan pihaknya telah memiliki kesepakatan dengan Boeing mengenai prosedur yang harus didistribusikan oleh pembuat pesawat secara global tentang bagaimana awak penerbangan dapat menangani masalah pada sensor "angle of attack" atau sensor AOA menyusul kecelakaan yang terjadi pada 29 Oktober yang menewaskan seluruh 189 orang di dalamnya.

Baca: Klasemen Sementara Grup E, F, G dan H Liga Champions hingga Peluang Lolos Masing-masing Grup

Para ahli mengatakan bahwa sensor AOA merupakan parameter penting yang membantu komputer pesawat memahami apakah ujung hidung pesawatnya terlalu tinggi dibandingkan dengan arus udara.

Sensor tersebut memantau sudut hidung pesawat relatif terhadap udara yang mendekat untuk mencegah pesawat berhenti dan meluncur ke darat.

Namun sebuah pernyataan dari Boeing mengatakan peringatan keamanan, telah dikirim ke maskapai penerbangan minggu ini, yang memberikan pengarahan bagi awak penerbang ke pedoman yang ada tentang bagaimana mereka harus menanggapi data AOA yang keliru.

Belum jelas apakah Boeing berencana memperbarui panduan itu, meskipun komentar dari pejabat Indonesia mengindikasikan bahwa mereka mengharapkan demikian.

Roda pesawat Lion Air JT 610 di Pelabuhan JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Minggu (4/11/2018). Operasi evakuasi pesawat Lion Air penerbangan JT 610 registrasi pesawat PK-LQP beserta penumpangnya yang hatch di perairan Tanjung Karawang akan diperpanjang hingga tiga hari ke depan.
Roda pesawat Lion Air JT 610 di Pelabuhan JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Minggu (4/11/2018). Operasi evakuasi pesawat Lion Air penerbangan JT 610 registrasi pesawat PK-LQP beserta penumpangnya yang hatch di perairan Tanjung Karawang akan diperpanjang hingga tiga hari ke depan. (KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO)

Baca: Kepsek Madrasah di Bungo Diduga Aniaya Empat Siswa, Korban Tak Terima Melapor ke Kemenag

Isu indikator kecepatan udara dan sensor

Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono mengatakan kesalahan pada indikator kecepatan pesawat yang terjadi pada empat penerbangan terakhir pesawat Lion Air PK-LQP, yang diungkapkan oleh analisis perekam data penerbangan, terkait dengan masalah sensor AOA tersebut.

"Intinya adalah bahwa setelah alat AOA [sensor] diganti, masalahnya tetap tidak terpecahkan, tetapi masalahnya bahkan mungkin meningkat. Apakah ini fatal? KNKT ingin mengeksplorasi ini," katanya.

Dua upaya pertama Lion Air untuk mengatasi masalah indikator kecepatan udara ini tidak berhasil, dan pada penerbangan kedua terakhir pesawat Boeing 737 MAX 8 pada 28 Oktober, alat sensor \'angle of attack\' ini diganti, kata Tjahjono.

Pada penerbangan tersebut, dari Bali ke Jakarta, sensor bagi pilot dan co-pilot berlainan.

Baca: Konser Guns N Roses Tiga Jam di SUGBK Hari Ini, Hapalin Dulu Lirik Lagu Magis Satu Ini

Ilustrasi kecepatan pesawat Lion Air JT 610. (Istimewa via Tribun Jabar)
Ilustrasi kecepatan pesawat Lion Air JT 610. (Istimewa via Tribun Jabar) (Intisari)

Pesawat yang baru berusia dua bulan itu secara tiba-tiba mengalami penurunan ketinggian hanya beberapa menit setelah lepas landas, namun pilot berhasil mengendalikannya.

Mereka memutuskan untuk tetap terbang ke Jakarta pada ketinggian yang lebih rendah dari ketinggian normal.

Penyidik Indonesia mengatakan bahwa rekomendasi prosedur penerbangan mereka untuk Boeing didasarkan pada bagaimana awak penerbangan menanggapi masalah yang terjadi pada penerbangan dari Bali ke Jakarta.

"Rancangan [rekomendasi] apa yang akan disampaikan oleh Boeing pagi ini telah disampaikan kepada kami," kata penyidik kecelakaan udara Nurcahyo Utomo.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved