Harga Gas Elpiji di Desa Muaro Panco Barat Melambung, Kades Tak Bisa Berbuat Banyak
Dia mengatakan persoalan itu sudah lama terjadi. Pemerintah desa tidak bisa berbuat banyak terhadap pangkalan.
Laporan Wartawan Tribun Jambi, Muzakkir
TRIBUNJAMBI.COM, BANGKO - Kepala Desa Muaro Panco Barat, Habil Mawardi, berkomentar tentang tingginya harga gas elpiji di desanya.
Dia mengatakan persoalan itu sudah lama terjadi. Pemerintah desa tidak bisa berbuat banyak terhadap pangkalan.
"Saya sudah pernah ngomong sama beliau (pangkalan). Katanya ini persoalan bisnis," kata Habil.
Habil menyebut saat ini warga memang mengeluhkan tingginya harga gas. Apalagi, saat ini kondisi ekonomi sedang tidak stabil.
"Hargo getah murah, sekarang musim penghujan. Hargo gas mahal, jadi wajar jika masyarakat ngeluh," kata Habil lagi.
FB LIVE
Kata Habil, sebelumnya warga menerima saja harga gas LPG 3 Kg ini dijual diatas harga eceran tertinggi, namun saat ini mereka benar-benar ngeluh. Selain mahal, gas juga sulit didapat.
"Ada di pengecer, tapi harga sudah jauh lagi diatas pangkalan. Kadang sampai Rp 35 ribu," imbuhnya.
Untuk diketahui, warga Muaro Panco Barat ngeluh dengan mahalnya harga gas. Mereka membeli gas dengan harga paling murah Rp 20 ribu per tabung.
Hs, warga setempat, kepada tribunjambi.com mengatakan jatah warga dari pangkalan boleh dikatakan tidak ada lagi.
Jika gas masuk, pangkalan hanya menjual ke pengecer, sementara untuk warga nyaris tidak ada.
"Kalau gas masuk, pangkalan itu ramai. Warga berebut. Kalau dak seperti itu dak kan dapat gas. Gas itu sudah jatah orang pengecer," kata Hs, Rabu (7/11).
Dia menduga pangkalan sudah mengkaplingkan tabung itu kepada pengecer. Sebelum gas masuk, pengecer sudah menyetorkan uang terlebih dahulu. Jadi jika gas datang, pengecer tinggal ambil saja.
"Pengecer tu kayak nanam saham gitulah. Wargapun ado yang nyetor uang dulu. Kalau dak gitu, sulit mau dapat gas," imbuhnya.