Kisah Komando AS Melawan 500 Orang Tentara Bayaran Rusia di Suriah

TRIBUNJAMBI.COM, WASHINGTON DC - Tembakan artileri itu begitu gencar sehingga membuat pasukan

Editor: ridwan
daily mail
ILUSTRASI- Seorang tentara AS mencari posisi penembak jitu musuh selama invasi Fallujah, Irak 

TRIBUNJAMBI.COM, WASHINGTON DC - Tembakan artileri itu begitu gencar sehingga membuat pasukan komando AS harus bersembunyi di dalam lubang perlindungan. Tembakan salvo gencar itu merupakan "menu" pembukaan dari sebuah serangan selama empat jam pada Februari lalu yang melibatkan 500 personel pasukan Suriah dan tentara bayaran Rusia.

Setelah pertempuran empat jam itu berakhir 200-300 orang penyerang tewas dan sisanya mundur di bawah serangan udara AS meninggalkan mayat teman-teman mereka. Sementara, dari 40 tentara AS yang mempertahankan sebuah pos kecil di wilayah timur Suriah, tak satu pun tewas.

Rincian pertempuaran yang terjadi pada 7 Februari lalu diperoleh harian The New York Times dari sejumlah dokumen yang dilengkapi wawancara. Berbagai dokumen dan wawancara itu menegaskan salah satu pertempuran paling berdarah yang melibatkan pasukan AS di Suriah sejak dikerahkan dalam operasi pemberantasan ISIS.

Pentagon menggambarkan pertempuran itu sebagai sebuah upaya membela diri dari serangan sebuah unit pasukan pro-pemerintah Suriah. Dalam sejumlah wawancara, para personel militer AS yang terlibat dalam pertempuran itu mengatakan, mereka amat gugup saat menyaksikan ratusan personel, kendaraan tempur, dan artileri musuh disiapkan menjelang serangan itu.

Kemungkinan bentroknya pasukan AS dan Rusia sudah lama dikhawatirkan apalagi kedua rival Perang Dingin itu berada di sisi yang berseberangan dalam perang saudara Suriah. Beberapa hari sebelum serangan itu dimulai, di sisi yang berbeda dari Sungai Eufrat, Rusia dan AS mendukung kelompok berbeda yang sama-sama memerangi ISIS di provinsi kaya minyak, Deir el-Zor yang berbatasan dengan Irak.

Para perwira AS sudah berulang kali memperingatkan soal penumpukan pasukan itu, tetapi para perwira Rusia mengatakan mereka tak memiliki kendali atas pasukan yang berada di dekat sungai itu. Di sisi lain, peralatan pengintai milik AS yang menangkap transmisi radio mengungkap adanya percakapan dalam bahasa Rusia di antara pasukan tersebut.

Dokumen yang diterima The New York Times hanya menyebut pasukan yang berkumpul di tepi Sungai Eufrat itu sebagai "pasukan pro-pemerintah". Dalam pasukan itu terdapat prajurit reguler Suriah dan milisi bersenjata.

Namun, intelijen militer AS menambahkan, terdapat pasukan bayaran Rusia dalam jumlah cukup besar dalam pasukan itu. Pasukan bayaran itu, menurut intelijen militer AS, kemungkinan besar merupakan anggota Warner Group, sebuah perusahaan yang kerap digunakan Kremlin untuk menjalankan misi rahasia yang tak bisa dikaitkan dengan pemerintah Rusia.

"Komando tertinggi Rusia di Suriah memastikan mereka bukan bagian dari pasukan Rusia," kata Menhan AS Jim Mattis kepada para senator bulan lalu. Mattis mengatakan, dia memerintahkan Jenderal Joseph F Dunford Jr, panglima angkatan brsenjata untuk menyerang dan memusnahkan mereka. "Dan mereka melakukannya," kata Mattis.

Hari pertempuran terjadi, satu tim pasukan khusus terdiri atas 30 personel Delta Force dan Rangers AS bersama pasukan Kurdi dan milisi Arab berjaga di sebuah pos kecil dan berdebut di dekat ladang gas Conoco, tak jauh dari kota Deir al-Zor. Sekitar 32 kilometer dari tempat itu, di sebuah pangkalan, satu tim pasukan Green Berets dan satu peleton Marinir memandangi layar komputer mereka.

Mereka menyaksikan gambar yang dikirim drone dan kemudian mengirimkan informasi itu kepada pasukan yang berjaga di pos Conoco. Pada pukul 15.00, pasukan Suriah mulai menjepit pasukan AS dan sekutunya di ladang gas Conoco. Di petang harinya, lebih dari 500 personel dan 27 kendaraan tempur termasuk tank, meramaikan penyerbuan.

Sementara itu, di Pangkalan AU Al Udeid di Qatar dan di Pentagon, para perwira militer dan analis intelijen menyaksikan "drama" itu. Para komandan memberi taklimat kepada para pilot dan kru darat sementara jet-jet tempur di kawasan itu disiagakan.

Di lokasi misi, pasukan Green Berets dan Marinir mempersiapkan pasukan reaksi yang terdiri dri 16 personel di dalam kendaraan anti-ranjau. Mereka disiapkan jika pasukan yang berjaga di ladang gas Conoco membutuhkan bantuan. Mereka memastikan kelengkapan persenjataan dan memastikan kendaraan mereka sudh membawa misil anti-tank, kaca mata pemantau panas, makanan, dan air minum.

Pada pukul 20.30, tiga tank T-762 buatan Rusia yang berbobot hampir 50 ton dengan meriam 125 milimeter bergerak menuju ladang gas Conoco. Mengetahui hal ini, pasukan reaksi yang disiapkan Green Berets bersiap melakukan tugas mereka.

Di pos Conoco, pasukan AS menyaksikan barisan tank dan kendaraan tempur bergerak menuju ke arah mereka pada pukul 22.00, bermunculan dari permukiman yang membuat mereka tak terdeteksi. Setengah jam kemudian, pasukan Suriah yang dibantu tentara bayaran Rusia memulai serangan.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved