Seorang Prajurit Kopassus Luka Parah, 5 Hari Bertahan Hidup di Antara Jenazah Rekan-rekannya

Ini merupakan kisah nyata, seorang anggota Kopassus yang luka parah selama lima hari bertahan hidup di antara jenazah rekan-rekannya.

Editor: Duanto AS
istimewa
Pasukan PGT sebelum diangkut Pesawat Hercules. 

TRIBUNJAMBI.COM - Ini merupakan kisah nyata, seorang anggota Kopassus yang luka parah selama lima hari bertahan hidup di antara jenazah rekan-rekannya.

Kisah ini menceritakan bagaimana pasukan khusus Indonesia saat itu berjibaku di ganasnya belantara Irian Barat (sekaran Papua), melawan tentara Belanda.

Satu di antara infiltrasi militer Indonesia dalam Operasi Trikora merebut kembali Irian Barat, saat Operasi Banteng I.

Operasi tersebut melibatkan personel Pasukan Gerak Tjepat (PGT) yang saat ini bernama Paskhas dan RPKAD (saat ini disebut Kopassus).

Gabungan Kopassus dan Paskhas ini bakal diterjunkan di tengah hutan belantara di Irian Barat. Mereka ditugaskan untuk masuk dalam wilayah pertahanan Belanda dan mengacaukan konsentrasi pasukan Belanda.

Baca: Misi Sukses Kopassus yang Sempat Gagal Karena Pergantian Senjata, Hingga LB Moerdani Berang

Baca: Senjata Pasukan Interfet Mengarah ke Pangkoopsau, 80 Orang Paskhas Langsung Siap Granat

Baca: Kisah Cinta Anggota Kopassus yang Selalu Bawa Bekal Buatan Istri dari Rumah, Romantis dan Hormat

Para prajurit yang siap bertempur tersebut dibagi ke dalam dua tim yakni Banteng I di Fak-fak dan Banteng II di Kaimana.

Banteng I dilakukan misi penerjunan di Fak-Fak yang dipimpin Letda Inf Agus Hernoto, sedangkan di Kaimana dipimpin Lettu Heru Sisnodo.

Sambil menunggu perintah berangkat, pasukan memilih leyeh-leyeh di bawah sayap pesawat.

Mereka berusaha tidur sekenanya untuk mengumpulkan tenaga.

Pasukan RPKAD-PGT yang diterjunkan di Irian Barat  (Angkasa)
Pasukan RPKAD-PGT yang diterjunkan di Irian Barat (Angkasa) ()

Tiga pesawat Dakota yang dipimpin Mayor Udara YE Nayoan, Komandan Skadron 2 Transport, disiapkan untuk menerbangkan pasukan ke Fak-Fak.

Lengkapnya operasi ini akan menerjunkan satu tim gabungan yang terdiri dari 10 prajurit PGT, 30 prajurit RPKAD ditambah dua orang Zeni.

Tim ini dipimpin Letda Agus Hernoto dari Kopassus.

Sewaktu lepas landas dari Laha, hujan turun deras.

Penghujan di April-Juni

April hingga Juni memang musimnya penghujan di kawasan Indonesia Timur.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved