10 Desa di Kerinci Dibayangi "Stunting" 

Sepuluh desa di Kabupaten Kerinci dibayangi stunting. Kesepuluh desa tersebut tersebar di enam kecamatan.

Penulis: Herupitra | Editor: Teguh Suprayitno
TRIBUNJAMBI/HENDRI DEDE PUTRA
seorang anak berada di perkampungan desa di Kerinci. 

Laporan Wartawan Tribun Jambi, Herupitra

TRIBUNJAMBI.COM, KERINCI - Sepuluh desa di Kabupaten Kerinci dibayangi desa stunting. Kesepuluh desa tersebut tersebar di enam kecamatan. Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada balita akibat kekurangan gizi kronis dan membuat ukuran tubuh anak terlalu pendek dibandingkan dengan teman seusainya.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kerinci, tercatat bahwa Kecamatan Danau Kerinci paling banyak menyumbang desa stunting yaitu berjumlah tiga desa. Disusul Kecamatan Sitinjau Laut dan kecamatan Air Hangat masing-masing dua desa. Kecamatan Keliling Danau, Siulak dan Kecamatan Siulak Mukai masing-masing satu desa.

“Dari enam kecamatan itu terpantau puluhan anak terkena stunting,” kata Kadinkes Kerinci, Hamsal Rabit ditemui akhir pekan kemarin.

Hamsal mengatakan, penetapan desa stunting dilakukan oleh Kemenkes pada tahun 2013 lalu. Sejauh ini sudah banyak yang berkurang karena berbagai upaya telah dilakukan pihaknya seperti penanganan pemberian vitamin, pemberian makanan baik kepada orang tua maupun anak balita.

“Disamping itu bidan-bidan desa dan aparatur desa berperan aktif penanganan stunting ini. Pemantauan ini dilakukan semenjak ibu tersebut hamil hingga melahirkan,” ungkapnya.

Ia menjelaskan, penanganan stunting tidak hanya dilakukan oleh dinas kesehatan saja. Berbagai pihak harus ikut membantu untuk mencegah stunting ini.

“Bisa saja menggunakan dana desa, seperti menggunakan dana desa untuk membuat WC umum sehingga warga tidak buang air besar sembarangan,” sebutnya.

Menurutnya, penyebab stunting di Kabupaten Kerinci bukan terjadi karena orang tuanya tidak mampu, sehingga anak mereka tidak makan. Sebab ketersediaan pangan di Kabupaten Kerinci terbilang cukup.

Namun ia melihat makan dan pola ibu menyesui anak mereka yang salah. Bukan itu saja, lingkungan sekitar yang kurang bersih juga bisa menjadi penyebab stunting.

“Disamping itu pula karena salah pola masyarakat untuk mengelola makanan tersebut. Seperti mereka memiliki ayam namun telornya dijual bukan untuk dikosumsi oleh mereka,” jelasnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved