Penyakit Ini Bisa Muncul Jika Seorang Bayi Tidak Disusui Ibunya, Perlunya Manajemen Laktasi
Asti mengatakan ada banyak dampak buruk jika seorang ibu tidak memberikan ASI pada bayinya yang baru lahir.
Penulis: Dedy Nurdin | Editor: Duanto AS
Laporan Wartawan Tribun Jambi, Dedy Nurdin
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Seorang bayi yang lahir, lebih berisiko terkena berbagai penyakit, jika tidak disusui ibunya pada awal kelahiran. Risiko penyakit itu di antaranya gangguan mental dan kecerdasan.
Hal tersebut Demikian dsampaikan dr Asti Praborini SPA, penanggung jawab program manajemen laktasi, saat menyampaikan materi pada kegiatan Pelatihan Manajemen Laktasi di Rumah Sakit Islam Arafah, pada Sabtu (22/9/2018).
"Sebaliknya, bagi seorang ibu yang tidak menyusui anaknya juga berisiko terkena penyakit kronis," ujarnya.
Untuk itu, dia berharap seluruh keluarga didukung pemerintah kembali menyusui anaknya.
Asti mengatakan ada banyak dampak buruk jika seorang ibu tidak memberikan ASI pada bayinya yang baru lahir.
"Kalau bayi tidak diteteki (disusui) atau malah diberikan susu formula, maka dia juga berisiko menderita berbagai penyakit. Karena dalam ASI itu sudah mengandung zat anti kanker, anti kencing manis, zat kecerdasan dan lainnya," katanya.
"Jadi bukan hanya ibunya yang berisiko, tapi juga bayi itu sendiri," tuturnya.
Menurut survei, kata Asti, anak yang tidak disusui ibunya berisiko terkena delapan gangguan perilaku, termasuk gangguan jiwa berat.
"Dasar gangguan kejiwaan bayi tidak dekat dengan ibu. Sehingga bisa dekat dengan siapapun. Sehingga dasar percaya dirinya menjadi rendah. Di dalam Alquran ada lima ayat memerintahkan ibu menyusui sampai dua tahun," katanya.
Mengapa susu formula tidak dianjurkan? Itu dengan alasan dari susu sapi, yang mana dalam prosesnya susu sapi itu juga mengeluarkan cairan dan banyak zat yang berpotensi merusak otak.
"Sehingga kalau anak sekarang bahasanya mudah galau, tidak percaya diri, mudah depresi, mudah panik," kata dr Asti.
Jika seorang ibu, misalnya mendapat kesulitan dalam menyusui atau karna ASI-nya sedikit, maka bisa mencari ibu susu.
"Itu lebih baik dari susu formula," katanya.
Untuk itulah melalui pelatihan manajemen laktasi, diharapakan para peserta bisa memberikan pegetahuannya pada para ibu menyusui.
"Menurut WHO di usia 28 minggu dan 36 minggu, harusnya bapak dan ibunya sudah diajari cara menyusui supaya sukses," tuturnya.
Baca: Ini Penampilan 5 Orang Pria yang Diduga Pengeroyok Suporter Persija hingga Tewas
Baca: Kronologi Pengeroyokan Suporter Jelang Laga Persib Vs Persija