Tangki BBM Mobil Damkar Kerinci Kerap Kosong, Ternyata Ini Penyebabnya
“Ya, kita kadang-kadang sulit membatu pemadaman kebakaran di lokasi yang jauh. Karena BBM kita hanya di isi setengah tangki,"
Laporan Wartawan Tribun Jambi, Herupitra
TRIBUNJAMBI.COM, KERINCI - Pemadaman saat kebakaran merupakan tugas bagi setiap anggota pemadam kebakaran (damkar) Kabupaten Kerinci. Namun petugas damkar di sana belum bisa maksimal melaksanakan tugas.
Satu di antara penyebabnya biaya operasional untuk pembelian Bahan Bakar minyak (BBM) yang minim. Akibatnya tangki mobil damkar kerap kosong dan tidak pernah full.
Kondisi itu dikeluhkan sejumlah anggota Damkar Kerinci.
“Ya, kita kadang-kadang sulit membatu pemadaman kebakaran di lokasi yang jauh. Karena BBM kita hanya di isi setengah tangki, sehingga pos terdekat saja yang bisa turun,” ungkap seorang anggota Damkar Kerinci yang meminta namanya tidak disebutkan.
Dia menjelaskan pengisian BBM yang hanya diisi setengah tersebut lanjutnya terjadi sejak 2018 ini. Sebab dana untuk BBM tidak mencukupi untuk pengisian BBM secara full.
“Kalau dulu selalu full minyaknya, tapi sekarang diisi setengah tengki saja. Saya tidak tahu penyebab dikurangi,” sebutnya.
Kepala Satpol PP dan Damkar Kerinci, Amir Syam, saat dikonfirmasi soal keluhan tersebut, tidak membantahnya. Ia mengakui adanya keluhan petugas damkar di lapangan.
Dia beralasan hal itu disebabkan karena anggaran yang memang kecil. Pada 2018 anggaran untuk BBM mobil damkar masih DPA anggaran menggunakan BBM Solar.
"Ya, memang benar, karena harga yang dianggarkan di DPA mengikuti pada tahun 2017 lalu, anggaran untuk solar. Sedangkan mobil Damkar kini harus mengisi BBM jenis Dexlide yang harganya jauh lebih mahal dari solar,” jelasnya.
Akibat tidak mengisi BBM jenis solar untuk mobil damkar, sehingga membuat mobil damkar hanya bisa diisi setengah tengki. Selain itu untuk mendapatkan solar di kerinci juga sangat sulit.
“Harga Dexlide itu mahal, tidak sesuai dengan anggaran DPA, sehingga terpaksa kita isi hanya setengah tangki saja,” pungkasnya.
Penelusuran Tribunjambi.com, solar di Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh memang langka. Dari lima SPBU yang ada hanya ada dua SPBU yang masih menjual solar. Dan di SPBU yang menjual solar, jarang terlihat pompa untuk solar dibuka. Walapun ada dibuka, selalu terjadi antrean panjang oleh mobil truk.
Baca: Link Live Streaming Pengundian Nomor Urut Capres dan Cawapres untuk Pilpres 2019, Ini Jadwalnya
Baca: Kisah Kopassus, Haji Umar Mainkan 4 Golok, Memutar seperti Baling-baling, Pelatih Karate Jepang KO
Baca: Daftar Nama 38 Caleg Eks Koruptor di DCT Pileg 2019, Ada 2 Nama dari Jambi