Sindiran Andi Arief untuk Puan Maharani, Sebut 'Lari dari Tugas Negara saat Datang Bencana'

Menurutnya, Puan Maharani seharusnya memiliki tanggung jawab yang besar dalam penanganan bencana.

Editor: Duanto AS
Kolase
Andi Arief 

TRIBUNJAMBI.COM - Sindiran via twitter mengalir lagi dari cuitan Politisi Demokrat, Andi Arief. Kali ini, dia memberikan sindirian kepada Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani.

Hal tersebut disampaikan Andi Arief melalui akun Twitter, @AndiArief__, pada Rabu (22/8/2018).

Dalam cuitan tersebut, Andi langsung menyebut nama Puan Maharani.

Menurutnya, Puan Maharani seharusnya memiliki tanggung jawab yang besar dalam penanganan bencana.

Lantas, Andi Arief menambahkan jika Puan Maharani tidak tampak perannya sejak longsor Banjarnegara.

Bahkan, Andi Arief menyebut jika Puan Maharani lari dari tugas negara saat datang bencana.

"Sebetulnya ada Menteri yang punya tanggung jawab besar penanganan bencana ini, Tapi dia sedang menghilang. Sejak longsor salah sebut Banjarnegara Puan Maharani lari dari tugas negara saat datang bencana," tulisnya.

Diketahui, saat ini Indonesia tengah berduka lantaran di wilayah Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) mengalami gempa bumi.

Diketahui, Hingga Selasa (21/8/2018), BNPB mencatat jumlah korban jiwa dalam bencana gempa bumi di Lombok, NTB, mencapai 515 orang dan korban luka-luka 7.145 orang.

Baca: Kabar Haji - 1 Orang Jemaah Asal Jambi Meninggal Dunia di Makkah

Baca: The Sacred Riana, Terpojok di Kobaran Api, Akhirnya Merayap ke Atas Dinding

Baca: Liga Champions 2018-2019 - Ajax Amsterdam Selangkah Lebih Dekat ke Fase Grup

"Jumlah korban meninggal sampai hari ini tercatat 515 orang, sedangkan luka-luka totalnya 7.145 orang. Berdasar data lima hari lalu, jumlah pengungsi mencapai 431.416 orang," kata Sutopo yang dilansir dari Kompas.com.

BNPB memperkirakan kerugian akibat gempa di Lombok mencapai Rp 7,7 triliun.

"BNPB memperkirakan perhitungan kerugiian dan kerusakan dari dampak gempa Lombok ini sampai hari ini Rp 7,7 triliun," kata Sutopp Purwo Nugroho, Selasa (21/8/2018).

Kerugian tersebut mencakup lima faktor, yaitu pemukiman penduduk, infrastruktur, ekonomi produktif, sektor sosial, dan lintas sektor.

"Paling banyak menyumbang kerugian dan kerusakan adalah sektor perumahan yang hampir mencapai 65 persen," bebernya.

Sementara itu, gempa susulan memang sering dirasakan warga di Lombok. BNPB mencatat hingga hari Selasa (21/8/2018) sudah terjadi 1.005 kali gempa susulan.

Halaman
12
Sumber: TribunWow.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved