Lewat Buku ini, Presiden Rusia Menguak Rahasia dan Kesukaan Soekarno, Satu Diantaranya. .

Banyak yang masih menjadi misteri dari Presiden Pertama Indonesia, ir Soekarno. Tahun 1960, kepala pemerintahan Sovyet

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Istimewa
Alex Mendur, Frans Mendur, dan Soekarno 

TRIBUNJAMBI.COM - Banyak yang masih menjadi misteri dari Presiden Pertama Indonesia, ir Soekarno.

Tahun 1960, kepala pemerintahan Sovyet berkunjung ke Indonesia.

Rupanya kunjungan itu meninggalkan kesan mendalam pada tokoh Sovyet itu, sehingga mendapat tempat dalam buku memoarnya.

Khrushchev mempunyai rasa humor: ia mengirim oleh-oleh durian untuk PM Nehru, raja Afghanistan dan para pejabat teras Sovyet.

Tulisan ini dicukil dari buku Khrushchev Remembers, The Last Testaiment, Translated and Edited by Strobe Talbott, 1974, dan dimuat di Majalah Intisari edisi Juli 1985.

Indonesia adalah sebuah negara penting, yang menarik perhatian saya ketika masih memegang tampuk pimpinan dan masih tetap pantas untuk diperhatikan sampai sekarang.

Baca: Soekarno Miliki 9 Istri, Namun Hanya Satu Istri ini yang Temani Dirinya Hingga Akhir Hayat

Tanahnya subur, kaya dan indah. Jumlah penduduknya hampir mencapai (waktu itu-Red) 100 juta orang.

Dibutuhkan waktu bertahun-tahun bagi Rusia untuk menyadari betapa pentingnya Indonesia.

Pada tahun-tahun pertama setelah Revolusi Oktober kami hanya memperhatikan masalah politik dalam negeri dan membina hubungan dengan tetangga terdekat saja. Kami tidak banyak memberi perhatian pada Indonesia.

Sejauh yang dapat saya ingat, Stalin tidak terlalu banyak menyebut Indonesia. Saya rasa ia tidak banyak tahu tentang negeri itu, kecuali dari buku ilmu bumi.

la mungkin saja mengetahui bahwa ada beberapa pulau yang disebut Sumatra dan Borneo (Kalimantan-Red) hanya itu saja.

Setelah kematian Stalin, pada saat saya memimpin, kami mulai memperhatikan Indonesia, yaitu pada saat diselenggarakannya Konperensi Bandung (KAA-Red).

Baca: Buka GIIAS 2018, Presiden Joko Widodo: Senang Sekali Saya

Waktu itu dihasilkan suatu pernyataan bersama dan ditandatangani sejumlah kepala negara yang hadir, termasuk Nehru dan Chou En-lai. Deklarasi itu ditandatangani Soekarno delegasi Indonesia.

***

SOEKARNO muncul sebagai figur politik utama di mata kami. Tidak lama kemudian namanya mulai terkenal, karena sering diliput surat kabar dan disiarkan radio.

Halaman
1234
Sumber: Bangka Pos
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved