Tuntut Janji Pemerintah, Puluhan Korban Kebakaran Pasar Baru Geruduk Gedung DPRD Sungai Penuh
Puluhan korban kebakaran yang terjadi di Pasar Baru, Sungai Penuh awal 2018 lalu, datangi Gedung DPRD Kota Sungai Penuh, Rabu (18/7).
Penulis: Herupitra | Editor: Teguh Suprayitno
Laporan Wartawan Tribun Jambi, Herupitra
TRIBUNJAMBI.COM, SUNGAI PENUH - Puluhan korban kebakaran yang terjadi di Pasar Baru, Sungai Penuh awal 2018 lalu, datangi Gedung DPRD Kota Sungai Penuh, Rabu (18/7). Mereka datang untuk mempertanyakan bantuan dari Pemkot yang tak kunjung diberikan.
Pantauan Tribunjambi.com, ada sekitar 30 korban kebakaran terdiri wanita dan laki-laki mendatangi gedung dewan. Mereka yang mewakili korban kebaran itu datang sekitar pukul 12.00 Wib. Saat itu sedang berlangsung rapat Paripurna.
Usai paripurna salah seorang anggota dewan langsung mengarahkan para korban kebakaran untuk bertemu dengan sekretaris BPBD Kota Sungai Penuh, Saipudin Zuhri yang hadir di rapat DPRD. Kepada pihak BPBD kota tersebut, para korban kebakaran menyampaikan keluhan mereka.
“Kenapa sampai saat ini bantuan untuk korban kebakaran yang terjadi di Pasar Baru, Sungai Penuh belum juga diberikan,” ujar perwakilan korban kebakaran.
Sekretaris BPBD, Saipudin Zuhri saat itu belum bisa memberikan jawab pasti. Ia mengaku, akan memberikan jawaban sekitar satu minggu ke depan.
“Kami juga belum tahu apa kendalanya. Nyangkut di mana, ini akan kami cari tahu dulu,” jawab Saipudin.
Perwakilan korban, Toni dikonfirmasi mengatakan, berdasarkan rapat tanggap darurat pasca musibah terjadi, korban kebakaran akan diberikan bantuan. Dimana bantuan tersebut sebesar Rp 915 juta yang bersumber dari Pemerintah Kota Sungai Penuh.
Renciannya, terbakar habis mendapat bantuan sebesar Rp 11.533.613/KK dengan jumlah penerima sebanyak 65/KK. Rusak berat mendapat bantuan sebesar Rp 7.689.076/KK dengan jumlah penerima sebanyak 5 KK dan rusak ringan diberi bantuan sebanyak Rp 3.844.538/KK dengan jumlah penerima sebanyak 33 KK
“Sedangkan untuk korban meninggal dan korban luka bakar bantuan diambil dari dana bantuan masyarakat Rp 17,5 juta. Rinciannya meninggal Rp 5 juta per jiwa dan luka bakar Rp 2,5 juta/jiwa,” kata Toni.
Namun katanya, hingga saat ini enam bulan pasca kebakaran terjadi, bantuan tersebut tak kunjung diberikan. Namun saat ditanyakan ke pihak terkait selalu tak mendapat jawaban yang jelas.
“Kami mau bertanya kepada siapa lagi. Makanya kami datang ke DPRD untuk menanyakan ini, walaupun awalnya tanggapan anggota DPRD kurang baik. Tapi setelah ada koordinasi, alhamdulillah sekarang mereka mendukung,” sebutnya.
Sejauh ini akunya, memang ada bantuan yang mereka dapatkan. Namun bantuan tersebut merupakan bantuan dari masyarakat, yaknii bantuan beras, baju dan makanan siap saji, seperti Mi.
“Jadi ini jadi tanda tanya masyarakat, ada apa ini. Makanya kami ingin mempertanyakan mengenai hal ini,” sesalnya.
Terkait hal ini pihak BPBD Kota Sungai Penuh belum bisa memberikan keterangan. Kepala BPBD Kota Sungai Penuh, Paunal Ahyar dihubungi mengaku akan ikut rapat di Kantor Wali Kota.
“Saya lagi dalam perjalanan mau ikut rapat di Kantor Wali Kota, belum tahu kapan selesai. Nantilah yo kita konfirmasi ulang,” jawabnya saat dihubungi via telepon.