DPD RI Ajang Persaingan Kader Partai dan Independent
Perebutan empat kursi DPD RI Dapil Jambi menjadi ajang pertarungan kader partai dan Independen. KPU tegaskan tidak
Penulis: Hendri Dunan | Editor: Fifi Suryani
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Perebutan empat kursi DPD RI Dapil Jambi menjadi ajang pertarungan kader partai dan Independen. KPU tegaskan tidak ada pelarangan untuk itu.
Persaingan untuk memperebutkan empat kursi DPD RI di Senayan menjadi adu gengsi kaum Independensi dan kader partai.
Sebab, dari nama nama yang mencalonkan diri tersebut beberapa diantara mereka merupakan pentolan partai yang cukup disegani dengan basis massa yang kuat. Namun kini mereka terjun dan bersaing melalui DPD.
Baca: VIDEO: Jajaran Pimpinan BPJS Kesehatan Layani Langsung Masyarakat
Berikut nama-nama kader partai yang ikut bertarung di pencalonan DPD RI. Ada Ria Mayang Sari dan Salma Mahir. Keduanya sama-sama kader Demokrat dan menjabat ketua DPRD, Bungo dan Muaro Jambi. Lalu ada Hj Daryati Uteng dan Mustafa Lutfi, Keduanya merupakan kader partai Golkar yang memiliki dukungan cukup besar. Bahkan Hj Daryati Uteng merupakan Incumbent DPD RI.
Ada juga Al Musaiyat kader dari Hanura. Elviana fungsionaris DPP PPP dan Anggota DPR RI dari PPP.
Lalu ada Saif Azwar dan M Hendri M Nur yang banyak dikenal sebagai orang PAN. Serta Yasir yang juga dikenal sebagai Kader PKS.
Keberadaan mereka ini ditanggapi oleh M. Syukur, Calon DPD RI Dapil Jambi.
"Jika nantinya kursi DPD banyak diperebutkan orang partai politik, maka untuk apa lagi kursi DPD. Lebih baik digabungkan saja dengan DPR," tegas M. Syukur, Calon DPD RI Dapil Jambi, Rabu (11/7).
Baca: Jalani Ujian Semester, Ini Imbauan Pihak Pengajar pada Mahasiswa STIKBA Jambi
Baca: STIKBA Jambi Dapat Hibah Gedung Laboratorium dari Kemenristek Dikti
M. Syukur mengaku dirinya akan tetap maju sebagai calon independen seperti awal semangat DPD dibentuk. Dan dirinya mengaku belum tertarik untuk melalui partai politik.
"Dulu semangatnya ada orang partai di DPD untuk mempermudah komunikasi antara DPR dan DPD di parlemen," ungkapnya.
Sementara itu jawaban berbeda disampaikan oleh H. Abu Bakar Jamaliah calon DPD RI yang juga Incumbent. Menurutnya adanya orang partai tidak menjadi persoalan. Sebab, menurutnya siapa yang terpilih tentulah mereka uang terbaik. Selain itu semua yang terpilih sudah menjadi keputusan Tuhan.
"Kita optimis dan berprasangka baik saja. Siapa pun yang terpilih kita berpikir kedepan. Karena yang menentukan kehidupan bukan kita," ucap Abu Bakar Jamaliah.
Elviana, calon DPD juga mengungkapkan hal yang sama. Bahwa dirinya ingin kembali maju ke Senayan melalui jalur DPD RI tidak melalui jalur Partai diakuinya semata ingin membantu masyarakat. Meskipun dirinya mengaku ada kekurangan kewenangan yang dimiliki bila menjadi anggota DPD mendatang. Sebab, sebelum maju calon DPD RI tahun 2019 dirinya pernah duduk sebagai Anggota DPD di periode sebelumnya.
Baca: Realisasi PAD Kota Jambi Sudah Capai 56 Persen
Baca: Kepesertaan BPJS Kesehatan, Kota Jambi Diurutan Pertama
Baca: Tersangka Pungli CPNSD K2 Didakwa di Pengadilan Tipikor Hari Ini, Pengacara Ajukan Eksepsi
"Saya masih kader PPP. Di parlemen kalau saya duduk tidak wajib mundur. Kecuali saya maju Pilkada baru mundur dari partai," kata Elviana.
Elviana menjelaskan perbedaan kekuatan politik antara DPR dan DPD. Menurutnya DPR itu lembaganya yang kuat. Meski kader partai yang terpilih hanya duduk saja di Senayan mereka bisa membawa pulang program ke daerahnya. Sementara bagi anggota DPD, bila tidak kuat dan tidak bekerja maka tidak akan bisa membantu daerahnya. Maka dari itu dirinya mengatakan yangenjadi anggota DPD itu haruslah orang yang kuat dan mau bekerja keras untuk daerahnya melalui jalur DPD.