Rasulullah Pun 'Mudik' Pada Saat Bulan Ramadan
Mudik atau pulang kampung menjadi tradisi tahunan (annual tradition) masyarakat Muslim di Indonesia setiap akhir bulan Ramadhan.
Penulis: Andreas Eko Prasetyo | Editor: Andreas Eko Prasetyo
TRIBUNJAMBI.COM - Kebiasaan yang selalu meriah saat menjalani dan berlangsungnya bulan Ramadan, pastinya mudik ke kampung halaman bertemu dengan keluarga besar tercinta.
Mudik atau pulang kampung menjadi tradisi tahunan (annual tradition) masyarakat Muslim di Indonesia setiap akhir bulan Ramadhan.
Baca: Ini Dia, Tempat Ngabuburit Paling Asyik di Jambi
Baca: Ingat Soal Apple Tuntut Samsung Beberapa Tahun Lalu? Nah, Kini Samsung Menjawabnya
Mereka ‘bergerak’ dari kota ke desa atau dari kota ke kota lainnya. Tujuannya pun beragam, mulai dari mengunjungi orang tua, menjalin silaturahim dengan sanak saudara hingga ‘napak tilas’ masa kecil.
Mudik sudah menjadi tradisi yang mengurat dan mengakar bagi masyarakat Muslim Indonesia.
Setiap menjelang hari raya Idul Fitri, mereka meninggalkan rutinitasnya di tanah perantauan dan berbondong-bondong menuju kampung halamannya.
Tradisi ini sudah berlangsung bertahun-tahun, bahkan puluhan tahun, di Indonesia. Entah siapa yang memulainya.
Baca: Anak Tukang Cuci Ini Berhasil Membuktikan Diri Jadi Polisi, Lihat Kisah Hidupnya, Hebat!
Akan tetapi, Rasulullah dan para sahabatnya ternyata dulu juga pernah ‘mudik’, jauh sebelum masyarakat Muslim Indonesia melaksanakannya.
Rasulullah pulang kampung ke Makkah setelah delapan tahun meninggalkan kampung halamannya itu pada tanggal 10 Ramadhan abad ke-8 Hijriyah atau bertepatan dengan 8 Juni 632 M.
Baca: Tak Langsung Tinjau Pasar Beduk Yang Dikeluhkan Warga, Wabub Tebo Alasan Jadwal Padat
Memang, konteks dan misi mudik yang dilakukan Rasulullah dan para sahabatnya dengan masyarakat masyarakat Muslim saat ini agak sedikit berbeda.
Rasulullah dan sahabatnya mudik untuk melakukan penaklukkan Makkah (Fathu Makkah), bukan hanya sekedar pulang kampung biasa.
Di dalam bukunya Pengantin Ramadhan, Muchlis Hanafi menyebutkan bahwa Rasulullah ‘mudik’ ke Makkah selama 19 hari.

Dengan demikian Rasulullah dan para sahabatnya merayakan hari raya Idul Fitri ke-6 (puasa Ramadhan diwajibkan kepada umat Islam mulai abad ke-2 Hijriyah) di Makkah, di kampung halamannya.
Ketika ‘mudik’ tersebut, Rasulullah membuktikan bahwa Islam adalah agama yang rahmatan lil ‘alamin.
Beliau memaafkan semua musuh-musuh yang dulu menentang dakwah Islam.
Baca: Peringatan Waisak di Jambi, Angkat Tema Harmoni Dalam Kebhinekaan
Beliau juga menghancurkan semua berhala di area Ka’bah yang menjadi sesembahan warga Makkah.