Mulai dari Najis Hingga Buat Salat Tak Sah, ini Sebabnya Nabi Larang Kencing Sambil Berdiri!

Kencing atau bahasa halusnya buang air seni ini sudah bukan suatu hal yang asing lagi bagi umat manusia.

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Ilustrasi 

SERAMBINEWS.COM - Tahukan Anda bahwa siksa kubur itu salah satunya bersebab karena cara seseorang kencing atau buang air seni. Mengapa demikian? seberapa penting dan hikmah apa yang bisa didapat dari masalah kencing dalam keseharian kita?

Artikel di bawah ini yang dipublikasi "Telaah Islam"  pada laman http://telaahislam.blogspot.com  yang dikupas juga di laman khalidabdullah.com secara rinci menjelaskan etika kencing bagi seorang muslim, termasuk hikmah mengapa Rasulallah Saw melarang kita kencing sambil berdiri.  

Kencing atau bahasa halusnya buang air seni ini sudah bukan suatu hal yang asing lagi bagi umat manusia.

Setiap manusia melakukan aktivitas ini untuk mengeluarkan sisa-sisa metabolisme tubuh (mengeluarkan kotoran tubuh). Dalam melakukan aktivitas ini pun kita dituntut melakukannya dengan benar dan sesuai aturan.

Baca: Lama Menghilang, Artis Cantik ini Munculkan Sosok Anak dan Kehidupan Mewah Usai Dinikahi Pengusaha

 
Hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah ra , di mana ia berkata, "Siapa yang bilang bahwa Rasulullah SAW kencing sambil berdiri, jangan dibenarkan. Beliau tidak pernah kencing sambil berdiri." Dari Aisyah ra. berkata bahwa Rasulullah SAW tidak pernah kencing sambil berdiri semenjak diturunkan kepadanya Alquran.

Secara medis kencing berdiri adalah penyebab utama penyakit kencing batu pada semua penderita penyakit tersebut dan merupakan salah satu penyebab penyakit lemah syahwat bagi sebagian pria.

Baca: Waspadai Teroris, Dua Kecamatan di Batanghari Ini Terus Dipantau

Secara agama, kebanyakan orang yang biasanya kencing berdiri kemudian mereka akan mendirikan shalat, ketika akan ruku atau sujud maka terasa ada sesuatu yang keluar dari kemaluannya, itulah sisa air kencing yang tidak habis terpencar ketika kencing sambil berdiri.

Apabila hal ini terjadi maka shalat yang dikerjakannya tidak sah karena air kencing adalah najis dan salah satu syarat sahnya shalat adalah suci dari hadats kecil maupun hadats besar.

Baca: Terdeteksi, 2 Kecamatan di Batanghari Rawan Teroris Jaringan JAD

Umumnya kita memandang ringan terhadap cara dan tempat buang air, mungkin karena pertimbangan waktu atau situasi dan kondisi yang mengharuskan (terpaksa) untuk kencing berdiri tanpa menyangka keburukannya dari sisi sunnah dan kesehatan.

Orang dulu mempunyai budaya melarang anak kencing berdiri sehingga kita sering mendengar pepatah "Guru kencing berdiri, murid kencing berlari", karena memang terdapat efek negatif dari kencing berdiri.

Kebiasaan orang kencing berdiri akan mudah lemah batin, karena sisa-sisa air dalam pundit-pundi yang tidak habis terpancar menjadikan kelenjar otot-otot dan urat halus sekitar zakar menjadi lembek dan kendur.

Baca: Pengantin ini Dilarang Salat Agar Riasannya Tidak Rusak, Selanjutnya Ia pun Meninggal Dalam Sujud

Berbeda dengan buang air jongkok, dalam keadaan bertinggung tulang paha di kiri dan kanan merenggangkan himpitan buah zakar.

Ini memudahkan air kencing mengalir habis dan memudahkan untuk menekan pangkal buah zakar sambil berdehem-dehem. Dengan cara ini, air kencing akan keluar hingga habis, malahan dengan cara ini kekuatan sekitar otot zakar terpelihara.

Ketika buang air kencing berdiri ada rasa tidak puas, karena masih ada sisa air dalam kantong dan telur zakar di bawah batang zakar.

Baca: Biksu Pegunungan Himalaya Bakal ke Jambi, Peringatan Waisak di Candi Muaro Jambi

Ia berkemungkinan besar menyebabkan kencing batu. Kenyataan membuktikan bahwa batu karang yang berada dalam ginjal atau kantong seni dan telur zakar adalah disebabkan oleh sisa-sisa air kencing yang tak habis terpencar.

Halaman
12
Tags
Islam
agama
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved