Pengakuan 2 Terduga Teroris Palembang, Mulai Buku 'Wali Setan' Hingga Kafir yang Harus Dimusnahkan
Setelah penangkapan dua terduga teroris yang ditangkap Densus 88 di Palembang R, Rabu (15/5), Kapolda Sumsel Irjen Pol Zulkarnain
TRIBUNJAMBI.COM, PALEMBANG - Setelah penangkapan dua terduga teroris yang ditangkap Densus 88 di Palembang R, Rabu (15/5), Kapolda Sumsel Irjen Pol Zulkarnain Adinegara mengaku sempat mengobrol panjang lebar dengan dua terduga teroris asal Riau.
Keduanya menyebut polisi sebagai kafir harbi yang harus dimusnahkan.
Dalam pertemuan dengan sejumlah tokoh agama dan tokoh masyarakat di Palembang, Zulkarnain menceritakan kronologis penangkapan dan hasil obrolannya dengan kedua pelaku berinisial HS alias AA dan HH alias AA.
Baca: Usai Tabrak Pagar Polda Riau, Teroris Bertopeng Turun dan Langsung Bacok Sejumlah Polisi
Keduanya mengubah nama setelah masuk dalam kelompok Jemaah Ansharut Daulah (JAD).
Dari obrolannya itu, Zulkarnain menyebut kedua pelaku hafal dengan Pancasila tetapi benci dengan dasar negara itu.
Mereka ingin merubah Pancasila menjadi khilafah sebagai target perjuangannya.
"Mereka mengaku hafal Pancasila, tapi tidak pancasilais dan sangat tidak senang dengan Pancasila. Saya bilang sama mereka sila pertama ketuhanan yang maha esa, artinya kita beragama. Mereka ngotot, jadi saya anggap mereka bebel, mungkin mereka juga anggap saya bebel," ujarnya.

Zulkarnain mengatakan, mereka mengaku menganut paham salafiyah melalui pengajian. Mereka juga belajar tentang agama dari internet sehingga mudah mengikuti ajaran sesat.
"Mereka pahamnya salafiyah, katanya. Tapi saya kira tidak ada kaitannya dengan agama," ujarnya.
Bagi keduanya, sambung Zulkarnain, semua orang yang di luar kelompoknya adalah kafir. Terkhusus bagi polisi, mereka anggap sebagai kafir harbi atau kafir musuh utama yang harus dimusnahkan.
"Tapi mereka beraksi tidak sembunyi-sembunyi, harus berhadapan, misalnya mau ngebom," kata dia.
Baca: 2 Orang Diduga Teroris Berniat Serang Mako Brimob Polda Sumsel, Donatur Pegawai BUMN?
Zulkarnain menambahkan, selama ini kelompok teroris yang berafiliasi dengan ISIS ini berdiam diri dan tetap seperti warga biasa.
Setelah kerusuhan di Mako Brimob, mereka akhirnya keluar dan bermaksud melakukan amaliah.
"Selama ini mereka sleeping sel, senyap, tidak bergerak, tapi menunggu waktu. Begitu Mako Brimob pecah mereka bergerak," jelasnya.
Detik-detik Rumah Ustaz Soleh Kalidoni Digeledah